Pesawat Kepresidenan Warisan Presiden Soeharto

Pesawat kepresidenan buatan British Aerospace BAe 146-200. Foto: ist
Pesawat kepresidenan buatan British Aerospace BAe 146-200. Foto: ist

Buatan British Aerospace BAe 146-200. Warna ekornya kuning keemasan dengan bendera Merah-Putih di tengahnya. Badan pesawat berwarna putih dengan lambang kepresidenan yang juga berwajah kuning emas di samping depan. Pesawat ini sejak awalnya dioperasikan oleh Pelita Air Service, anak perusahaan Pertamina.

Pesawat ini bermesin empat, karena itu sangat aman. Namun demikian, jarak tempuhnya sangat terbatas. Dan ini jadi masalah ketika Presiden SBY sedang meninjau penanganan gempa di Nabire, Papua, lalu ada info tentang tsunami di Aceh. Presiden SBY langsung memutuskan untuk terbang ke Aceh.

Dari Jayapura kami menggunakan pesawat kepresidenan ini terbang ke Aceh. Tapi harus transit isi bahan bakar di Ambon, lalu Makassar, lalu Batam, lalu tiba di Lhokseumawe sore hari menjelang petang. Besok paginya baru kami sampai di Banda Aceh. Sangat tidak efisien bahkan untuk penerbangan dalam negeri untuk negara seluas Indonesia.

Itulah sebabnya, Pak SBY lebih memilih untuk menggunakan pesawat Garuda Indonesia yang disewa untuk penerbangan jarak menengah dan jauh. Dan akhirnya memutuskan untuk membeli pesawat kepresidenan baru di ujung masa jabatannya, jenis Boeing BBJ 2, yang mempunyai jarak tempuh yang lebih jauh. Lagipula, dihitung-hitung ongkosnya lebih murah daripada menyewa pesawat setiap kali. 

Dengan pesawat kepresidenan yang baru, presiden berikutnya bisa mengunjungi seluruh pelosok tanah air dengan sekali penerbangan. Bahkan untuk terbang langsung ke negara-negara Asean pun bisa. Pesawat yang baru ini dioperasikan oleh TNI AU.

Sampai dan selama 10 tahun era Presiden SBY, pesawat kepresidenan warisan Pak Harto ini tidak pernah berganti rupa. Presiden-presiden sebelumnya pun tidak pernah mengubah warnanya.

Ketika pesawat kepresidenan yang baru telah tiba, di ujung masa jabatan Presiden SBY, pesawat kepresidenan warisan Pak Harto ini kemudian digunakan oleh Wapres Boediono, dan juga oleh Wapres JK. Tapi warna dan penampilannya tidak berubah. Saya tidak tahu apakah Wapres Makruf Amin pun masih menggunakannya.

Yang jelas, banyak nostalgia dengan pesawat ini. Old plane eventually dies, and it fades away too.