Politikus Partai Gerindra Sebut PPKM Darurat Gagal Tekan Lonjakan Covid-19

Bambang Haryo Soekartono. Foto: RMOL.
Bambang Haryo Soekartono. Foto: RMOL.

Pemerintah perlu segera meninjau ulang penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat karena tidak efektif mengendalikan kasus virus corona baru (Covid-19).


Politikus Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono, menilai PPKM Darurat yang dipimpin Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sejauh ini tidak berhasil mengendalikan kasus Covid-19, justru terjadi lonjakan kasus di hampir semua daerah.

“Kasus Covid-19 tidak turun, justru naik terus ke level tertinggi sepanjang pandemi. Ini berarti PPKM Darurat tidak efektif sehingga harus segera dievaluasi pemerintah," ujar Bambang Haryo seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Jumat, 17 Juli 2021.

Bambang mengatakan PPKM Darurat yang diterapkan pemerintah terkesan reaktif, tanpa mitigasi bencana dan sosialisasi yang memadai sehingga membuat masyarakat resah.

Padahal, pemerintah dengan kemampuan riset dan sumber daya yang besar seharusnya mampu mengantisipasi lonjakan kasus supaya korban masyarakat bisa diminimalisir.

Menurutnya, PPKM Darurat tidak perlu disertai dengan penyekatan antarwilayah. Dalam pandangannya, cukup dengan memperketat pengawasan protokol kesehatan (prokes) di dalam wilayah masing-masing yang sebagian besar sudah masuk zona merah Covid-19.

“Yang penting adalah penyadaran masyarakat untuk menerapkan prokes. Libatkan seluruh ASN yang jumlahnya 4 juta untuk mengawal jalannya prokes. Bukan dengan penyekatan-penyekatan yang mengakibatkan ekonomi mandeg dan masyarakat menjadi stress sehingga imunnya turun,” jelasnya.

Lebih jauh, Bambang mendesak Luhut bertanggung jawab dan mundur dari jabatannya di kabinet sebagai pertanggungjawaban kepada publik.

"Pejabat yang diberi wewenang sebaiknya mundur sebagai bentuk tanggungjawab kepada publik,” kata dia. Berdasarkan data Satgas Covid-19, Indonesia mencatatkan 56.757 kasus. Meskipun PPKM Darurat diterapkan sejak 3 Juli, jumlah kasus positif terus naik hingga totalnya saat ini mencapai 2.726.803 kasus.