Pon Yahya Harus Mampu Bangun Komunikasi dengan Pemerintah Pusat

Saiful Bahri alias Pon Yahya usai dilantik menjadi Ketua DPR Aceh. Foto: RMOLAceh/Fauzan.
Saiful Bahri alias Pon Yahya usai dilantik menjadi Ketua DPR Aceh. Foto: RMOLAceh/Fauzan.

Pengamat politik Universitas Malikulsaleh, Teuku Kemal Fasya, menilai tugas Saiful Bahri sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, cukup berat. Apalagi masyarakat Aceh melihat kinerja Ketua DPR Aceh sebelumnya, Dahlan Jamaluddin. 


Menurut Kemal Fasya, Pon Yahya harus mampu merekomendasikan berbagai kepentingan serta membangun keseimbangan dengan Gubernur Aceh. Oleh karena itu, kata dia, ketika masyarakat Aceh menilai kinerja Ketua DPR Aceh, maka mereka akan membandingkan kinerja Ketua DPR Aceh saat ini dengan pejabat sebelumnya.  

"Jadi (Pon Yahya) harus mampu memainkan peran-peran diplomasi serta pembangunan wacana," kata Kemal Fasya kepada Kantor Berita RMOLAceh, Senin, 16 Mei 2022. 

Kemal Pasha mengatakan Pon Yahya harus bisa mengatur peran strategis dalam konsolidasi secara kelembangaan DPR Aceh. Pon Yahya juga dituntut untuk mampu membangun komunikasi dengan Pemerintah Pusat. 

“Sehingga hubungan Aceh-Jakarta menjadi lebih mesra dalam konten mendukung perdamaian Aceh,” kata Kemal. 

Saiful Bahri dilantik sebagai ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh sisa masa jabatan 2019-2024. Poh Yahya menggantikan posisi Dahlan Jamaluddin. Keduanya berasal dari Partai Aceh.