Populasi Burung Migran di Aceh Mulai Punah

Salah satu spesies burung migran terpantau sedang mencari makanan di kawasan pesisir Kecamatan Langsa Timur, Kota Langsa, Aceh. Foto: ist.
Salah satu spesies burung migran terpantau sedang mencari makanan di kawasan pesisir Kecamatan Langsa Timur, Kota Langsa, Aceh. Foto: ist.

Peneliti burung migran, Heri Tarmizi mengatakan, populasi burung migrasi di Aceh saat mulai punah, seperti burung berkik. Karena banyak diburu dan diperjualbelikan.


"Dari dulu, orang Aceh suka mengkonsumsi berkik, karena dianggap sesuatu yang kuat, padahal burung berkik datang satu tahun sekali," ujar Heri saat memberikan Sosialiasi Word Migratory Bird Day 'Bahaya Mikroplastik di Pesisir Pantai Bagi Penduduk dan Burung Migran' yang digagas oleh Himpunan Mahasiswa Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala, di Banda Aceh, Sabtu, 20 Mei 2023.

Menurut Heri, burung itu tidak hanya diminati di Aceh. Bahkan beberapa negara asia mengonsumsi burung berbulu warna coklat kekuning-kuningan, hitam, dan putih ini.

Heri menyebutkan, burung ini di kawasan Banda Aceh sesekali terdapat di daerah Lampulo dan Alue Naga. Sayangnya, sekarang sulit dijumpai.

Di pesisir pantai Timur dan Barat, kata dia, burung migrasi banyak mencari pakan di lokasi tambak warga. Misalnya di Gampong Jawa, Peulanggahan, Gampong Pande, Lampulo dan Lampaseh.

"Mereka memakan udang, cacing dan kepiting," kata dia.

Namun sayangnya saat ini salah satu lokasi seperti di Lampulo pakan untuk burung migrasi telah hilang karena pembangunan pergudangan. Dia juga menyayangkan kurangnya informasi terkait burung imigran di kalangan Pemerintah menyebabkan tata ruang yang tidak ramah bagi burung.

"Hari ini sudah berubah, tempat dia (burung migrasi) mencari makan telah hilang, dan mereka meninggalkan (hilang populasi)," ujarnya.

Lebih lanjut dia menerangkan, perubahan iklim akibat kenaikan suhu udara dapat mengurangi jumlah potensi pakan bagi burung migrasi. Untuk itu kata dia, Pemerintah diharapkan untuk terus meningkatkan tanaman magrove karena selain baik untuk kegidupan manusia, tanaman magrove dinilai baik bagi populasi burung.

"Jadi ketika bicara magrove kita bicara semuanya, pelestarian magrove, kemudian kedepan ketika merencanakan tata ruang, Pemerintah harus memerhatikan ekosistem," kata dia.