Penanganan situasi usai gempa bumi berkekuatan 6,2 skala richter di Sulawesi Barat akan dipantau secara langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo. Doni akan dibantu oleh Menteri Sosial, Tri Rismaharini.
- Kebakaran Hebat Hanguskan Delapan di Kota Langsa
- Seorang Mahasiswi di Banda Aceh Ditemukan Tewas Dikamar Kos
- ABK Kargo di Selat Benggala Kecelakaan
Baca Juga
Kedua pimpinan lembaga negara tersebut mendapat perintah langsung dari Presiden Joko Widodo, pada Jumat pagi ini, 15 Januari 2021.
Tenaga Ahli BNPB, Egy Masadiah, mengonfirmasi hal tersebut kepada wartawan saat mendampingi Doni Monardo yang ingin berangkat ke Sumedang untuk kunjungan kerja bersama anggota DPR Komisi VIII.
"Mendengar kabar terjadinya gempa di Mamuju, Sulawesi Barat, Presiden memerintahkan Doni Monardo dan Menteri Sosisal Risma berangkat ke Mamuju dan segera mengubah rencana, berangkat ke Mamuju, Sulawesi Barat," kata Egy.
Egy mengatakan Doni langsung menginstruksikan helikopter BNPB menuju lokasi bencana. Ada empat helikopter BNPB dikerahkan.
Selain itu, sejumlah fasilitas umum dikabarkan rusak, dan akses jalan Majene-Mamuju terputus akibat longsor. Oleh karenanya, proses evakuasi dan penanganan gempa ini masih terus dilakukan BPBD setempat.
Sebelumnya, BPBD Mamuju melaporkan korban meninggal dunia akibat gempa tersebut ada sebanyak tiga orang. Sedangkan luka-luka 24 orang. 2.000 warga mengungsi.
“Sedangkan kerugian material berupa kerusakan, antara lain Hotel Maleo dan Kantor Gubernur Sulbar mengalami rusak berat. Jaringan listrik masih padam pascagempa," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Raditya Djati.
Kemudian, perkembangan kondisi pascagempa yang dilaporkan BPBD Majene mencatat dampak longsor di tiga titik, tepatnya di sepanjang jalan poros Majene-Mamuju yang mnegakibatkan akses jalan terputus. Sebanyak 62 unit rumah rusak (data sementara), satu unit Puskesmas rusak berat dan satu kantor Danramil Malunda rusak berat.
Hingga saat ini, Raditya Djati memastikan BPBD di dua daerah tersebut terus melakukan penanganan darurat, seperti penanganan korban luka, evakuasi, pendataan dan pendirian pos pengungsian. Akan tetapi, BPBD daerah membutuhkan bantuan sejumlah logistik yang sangat diperlukan untuk menangani dampak gempa yang terjadi di Sulbar ini.
"Kebutuhan mendesak saat ini berupa sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan medis dan terpal," kata Raditya Djati.
Gempa yang terjadi di Kabupaten Kabupaten Majene dirasakan warga selama lima hingga tujuh detik. Gempa yang berpusat 6 kilometer timur laut Majene, Sulbar ini membuat para warga panik dan membuat mereka keluar rumah. Pusat gempa memiliki kedalaman 10 km. Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa tidak memicu terjadinya tsunami.
"BNPB masih memantau dan berkoordinasi dengan beberapa BPBD yang terdampak guncangan gempa. Kepala BNPB Doni Monardo akan berkoordinasi dengan BPBD terdampak di lokasi bencana pada pagi ini," kata Raditya Djati.
- Rusia Terdeteksi Kerahkan 11 Pengebom Nuklir Hanya 20 Mil dari Perbatasan Anggota NATO
- Hari Kelima Invasi, Rusia Serang Kota Besar Ukraina
- Sepanjang 2021, Sebanyak 619 Bencana Terjadi di Aceh dengan Kerugian Rp 223 Miliar