Kementerian Kesehatan dalam Studi Status Gizi Indonesia (SGGI) yang diumumkan Desember 2021, mencatat angka prevalensi stunting di Indonesia turun menjadi 24,4 persen, sementara untuk Aceh turun menjadi 33,2 persen.
- Kemenkes Berlakukan Isolasi Mandiri untuk Satu Kasus Cacar Monyet yang Ditemukan
- Negara Pastikan Vaksin Sinovac Halal dan Suci
- Kasus Gagal Ginjal Akut Anak Muncul Lagi, IDI: Jangan Konsumsi Sembarang Obat Sirup
Baca Juga
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan data itu menunjukkan keberhasilan penurunan. Di mana berdasarkan riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menyebutkan, angka prevalensi stunting di Indonesia mencapai 30,8 persen, dan di Aceh tercatat 37,9 persen.
"Dengan kata lain terjadi penurunan angka prevalensi sebesar 4,7 persen," kata Nova Iriansyah saat memberikan sambutan pada acara peringatan Hari Gizi Nasional ke-62 bertajuk "Aksi Bersama untuk Turunkan Stunting dan Obesitas di Aceh," kemarin.
Nova menjelaskan, sejak keluarnya hasil riset Kesehatan Dasar tahun 2018 yang menyebutkan angka prevalensi stunting di Indonesia mencapai 30,8 persen dan di Aceh tercatat 37,9 persen, Pemerintah Indonesia mulai mencanangkan aksi bersama yang disebut “Gerakan Nasional Pencegahan Stunting”.
"Gerakan itu diluncurkan Presiden Joko Widodo pertengahan 2018 di Jakarta," sebut Nova.
Menyahuti gerakan tersebut, kata Nova, Pemerintah Aceh kemudian menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menurunkan angka stunting, yang termuat dalam Peraturan Gubernur Aceh Nomor 14 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanganan Stunting Terintegrasi di Aceh.
“Sebuah gerakan bersama dikenal dengan Gerakan Upaya Pencegahan dan Penanganan Stunting (Geunting), kemudian diluncurkan pada 3 Maret 2019 di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh,” ujar Nova.
Kebijakan itu disebut menjadi landasan untuk menggalang komitmen para pihak agar siap mengakomodir kebutuhan pelayanan bagi setiap anak Aceh. Pelayanan dimaksud bersifat komprehensif, mulai dari masalah kesehatan, sosialisasi, peningkatan gizi, pemantauan, evaluasi dan lainnya.
Langkah strategis yang dilakukan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Aceh secara perlahan tapi pasti membuahkan hasil. Sesuai data Kementerian Kesehatan dalam Studi Status Gizi Indonesia (SGGI) yang diumumkan Desember 2021, tercatat angka prevalensi stunting di Indonesia turun menjadi 24,4 persen.
“Sementara untuk Aceh, angka prevalensi stunting turun menjadi 33,2 persen," kata dia.
Angka itu, kata dia, menunjukkan sebuah indikator kemajuan yang dilakukan bersama. Selain itu menjadi petunjuk bagi para pihak di Aceh untuk terus bekerja menurunkan stunting, minimal setara dengan rata-rata nasional.
- Jumlah Pendonor Darah di Banda Aceh Meningkat
- BPOM Tak Temukan Takjil Berbahaya di Banda Aceh
- KIA Minta Dinkes di Daerah Terbuka Soal Data Masalah Kesehatan