Produsen Bolu Ikan Terancam Harga Tinggi Telur Ayam

Asnimah mengemas bolu ikan untuk dijual di pasar di sekitar Banda Aceh dan Aceh Besar. Foto: Muhammad Fahmi.
Asnimah mengemas bolu ikan untuk dijual di pasar di sekitar Banda Aceh dan Aceh Besar. Foto: Muhammad Fahmi.

Asnimah, pengusaha kecil yang memproduksi bolu ikan (kue bhoi), mengakui bisnisnya tertekan oleh kenaikan harga telur. Dia berharap pemerintah memberikan perhatian serius agar harga telur ayam tidak terus naik.


“Apalagi produk saya ini bahan baku utamanya adalah telur ayam,” kata Asnimah kepada Kantor Berita RMOL, Ahad, 2 Januari 2021.

Saat ini, harga telur ayam di Banda Aceh dan Aceh Besar berkisar Rp 53 ribu hingga Rp 55 ribu per papan. Kenaikan ini cukup besar karena dua pekan lalu, harga telur ayam satu papan hanya sekitar Rp 40 ribu. 

Asnimah mengaku tidak mau mengurangi timbangan untuk menyesuaikan dengan harga produksi dari setiap bolu yang dia buat. Saat ini, kata Asnimah, dia harus rela mengurangi keuntungan agar produknya tetap bisa dinikmati banyak konsumen. 

Dalam satu adonan untuk memproduksi 50 bungkus bolu ikan, Asnimah membutuhkan sekitar 100 butir telur ayam atau sekitar 4 papan. Berat isi setiap kemasan mencapai 250 gram. Asnimah tetap menjual bolu ikan Rp 10 ribu. Bisanya, jika dijual lagi, reseller menjual seharga Rp 12 ribu. 

Asnimah juga enggan mengurangi bahan dan timbangan karena hal itu berpengaruh pada rasa. Namun jika harga telur ayam tak turun, kata Asnimah, hal ini akan sangat berpengaruh pada pendapatannya sebagai tulang punggung keluarga setelah suaminya tak bisa bekerja karena sakit. 

"Saya berharap pemerintah mengontrol harga bahan pokok ini. Mudah-mudahan bisa kembali normal,” kata Asnimah.