Program BBM Gunakan Jerigen Khusus untuk Nelayan Kecil Pulo Aceh

Ilustrasi nelayan sedang antri BBM bersubsidi di SPBN. Foto: net.
Ilustrasi nelayan sedang antri BBM bersubsidi di SPBN. Foto: net.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Aceh Besar, Arifin, mengatakan bahwa program jiriken atau wadah khusus BBM bersubsidi untuk nelayan Pulo Aceh, merupakan langkah untuk memenuhi kebutuhan minyak bagi nelayan terpencil.


"Tujuan program ini untuk memenuhi kebutuhan BBM bersubsidi bagi nelayan terpencil di daerah tersebut," kata Arifin, kepada Kantor Berita RMOLAceh, Selasa, 1 November 2022.

Arifin menjelaskan, bahwa jiriken khusus bagi nelayan Pulo Aceh, Aceh Besar ini untuk menandai nelayan yang akan mendapatkan BBM bersubsidi terutama bagi nelayan kecil.

Sebab, kata dia, BBM bersubsidi ini diberikan kepada nelayan tradisional yang melaut dengan boat tep-tep. Boat-boat ini berangkat melaut sejak pagi dan pulang ketika sore.

"Kita tambah jiriken warna yang sama untuk satu Pulo Aceh, persyaratan secara umum atau rekomendasi minyak dari DKP tetap berjalan," kata dia.

Menurut Arifin, program itu akan segera dilaunching dalam waktu dekat. Untuk tahap pertama, pihaknya akan memberikan kepada para nelayan tradisional yang ada di Pulo Aceh.

"Warna khusus di jiriken itu pertanda milik nelayan Pulo Aceh. Soal warna sudah kita sepakati warna biru laut. Di jiriken juga kita tambah nomor dan nama sesuai dengan pas kecil," ujarnya.

Dia menyebutkan, saat ini sudah ada sekitar 100 lebih nelayan tradisional yang terdata untuk mendapatkan BBM bersubsidi  menggunakan jiriken khusus tersebut. Hanya saja, pihaknya akan mengambil lima nelayan untuk sampel.

"Untuk sampel kita ambil lima nelayan dulu dan yang lain tetap semua kita layani. Itu yang dapat jiriken berwarna nelayan kecil yang menggunakan boat tep-tep," kata Arifin.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) bersama Hiswana Migas bakal meluncurkan program wadah khusus atau jiriken BBM bersubsidi untuk nelayan kecil di Pulo Aceh. Program ini akan dimulai pada Senin, 7 November 2022 mendatang.

"Insya Allah sudah kita koordinasi dengan Pemkab Aceh Besar dengan pihak Pertamina hari Senin ini kita buat perdanalah," kata Ketua Hiswana Migas Aceh, Nahrawi Noerdin, di D'Energy Cafe, Aceh Besar, Selasa, 1 November 2022.

Menurut Nahrawi, program tersebut untuk memudahkan nelayan kecil yang menggunakan boat tep-tep mendapatkan BBM bersubsidi di Pulo Aceh. Selama ini, kata dia, para nelayan mengeluhkan sulit mendapatkan solar subsidi untuk melaut.

Dia menyebutkan, Pertamina menyediakan produk sesuai kebutuhan DKP, kemudian pihak dinas mengeluarkan rekomendasi kepada SPBU, disertai dengan data identitas boat hingga warna jiriken. 

"Identik warna jiriken ini kita bisa mengenal siapa pemiliknya. Ketika pemerintah mengecek dapat mengenal ini subsidi. Antisipasi warna akan diberikan nomor resmi dari DKP, tidak akan selisih," kata pengusaha yang karib disapa Toke Awi ini.

Dia mengatakan, boat yang layak atau bisa mendapatkan disubsidi yaitu boat-boat tradisional yang berangkat pagi pulang sore, sedangkan boat diatas 30 GT tidak disubsidi lantaran sudah masuk kategori industri.

Toke Awi menjelaskan, bahwa program ini digagas agar BBM subsidi bagi nelayan kecil terutama yang melaut dengan boat tep-tep tepat sasaran dan benar-benar bagi sampai ke nelayan. 

"Selama ini boat yang tidak diberikan subsidi ikut dilayani oleh SPBN (stasiun pengisian bahan bakar nelayan)," katanya.

Selain itu, kata Toke Awi, kebijakan wadah khusus BBM dinilai salah satu langkah agar para nelayan kecil di Pulo Aceh tidak terganggu aktivitas melaut karena tidak mendapatkan solar bersubsidi dari pemerintah. 

"Ini bertahap kita lakukan untuk daerah terpencil dulu. Wilayah Aceh besar luas, jadi perlahan kita lakukan. Pertamina siapin minyak dan DKP yang action program," sebutnya.

Oleh sebab itu, Toke Awi meminta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh agar mendata ulang nelayan penerima BBM bersubsidi agar lebih tepat sasaran, dan diprioritaskan untuk nelayan boat kecil di bawah 30 GT.

"Program ini difasilitasi penuh oleh Pemkab, kemudian untuk jirikennya pihak nelayan yang menyiapkan," kata Toke Awi.