Putin Sebut Dunia Harus Tanggung Risiko Akibat Ulah Amerika dan Afghanistan

Presiden Rusia, Vladimir Putin. Foto: net
Presiden Rusia, Vladimir Putin. Foto: net

Presiden Rusia, Vladimir Putin, menilai penarikan diri Amerika Serikat dari sekutunya Afghanistan mengakibatkan seluruh komunitas internasional harus menghadapi kemungkinan konsekuensi.


“Saya telah mengatakan ini berkali-kali," kata Putin, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat, 10 September 2021.

Putin mengatakan krisis di Afghanistan dihasilkan dari upaya untuk memaksakan ide-ide asing di negara di mana mereka tidak akan diterima.

Putin menjelaskan krisis saat ini di Afghanistan adalah konsekuensi dari tidak bertanggung jawab dari Amerika Serikat. 

Ia menekankan bahwa upaya itu dilakukan dengan tidak mempertimbangkan karakteristik historis maupun nasional dari negara lain.

Putin juga menuduh AS dan sekutunya mengabaikan tradisi yang dianut negara lain. “Para pembuat skenario ini kemudian buru-buru mundur, meninggalkan subjek mereka untuk berjuang sendiri," kata Putin.

Akibatnya, seluruh komunitas internasional harus menghadapi konsekuensinya.

BRICS, dinamai dari akronim Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, adalah kelompok dari lima negara berkembang utama yang memiliki pengaruh signifikan di wilayah mereka. Kelima negara bertemu setiap tahun, masing-masing menjadi tuan rumah secara bergilir.  

Berbicara kepada rekan-rekan kepala negaranya, Putin mencatat bahwa kelompok itu telah secara konsisten menganjurkan pembentukan perdamaian dan stabilitas yang telah lama ditunggu-tunggu di tanah Afghanistan.

“Orang-orang di sana, telah berjuang selama beberapa dekade dan telah mendapatkan hak untuk menentukan sendiri seperti apa negara mereka nantinya,” kata Putin.

Taliban, sebuah gerakan yang ditunjuk sebagai organisasi teroris di Rusia, mengumumkan bahwa mereka telah menguasai Afghanistan pada 15 Agustus, menjelang rencana penarikan pasukan AS.  

Sejak itu, Moskow telah mendekati situasi secara berbeda dengan kebanyakan negara Barat, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan dunia untuk bereaksi berdasarkan fakta.