R Gautama Wiranegara, Sejatinya Tentara Rakyat 

Mayjen TNI (Purn) R Gautama Wiranegara. Foto: Ist.
Mayjen TNI (Purn) R Gautama Wiranegara. Foto: Ist.

Tak banyak orang penting di Jakarta yang memahami detail daerah-daerah di Indonesia. Satu dari sedikit orang itu R Gautama Wiranegara. Pensiunan jenderal TNI bintang dua ini memiliki rekam jejak panjang menangani banyak persoalan di daerah, terutama di daerah-daerah konflik. 


“Saya berteman dengan semua orang,” kata R Gautama Wiranegara, Jumat, 15 September 2023. 

Lahir pada 3 Februari 1960, Gautama tercatat sebagai lulusan Akademi Militer pada 1983. Hampir sebagian besar masa tugas dijalani Gautama di bidang intelijen. Tidak heran jika dia memiliki banyak jaringan di daerah-daerah seperti Aceh, Sulawesi, hingga Papua. 

Di Aceh, Gautama lama bertugas sebagai Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Aceh. Dia juga terlibat secara intens dalam upaya mendorong perdamaian di Papua pada 2015 saat ditunjuk menjadi Ketua Tim KSP-B Pokja Damai Papua. 

Meski saat ini tak lagi berstatus sebagai abdi negara, Gautama masih menjadi salah satu sosok yang dicari untuk dimintai pendapat. Kemarin, Gautama diminta untuk memberikan materi pada seminar bertema “Strategi TNI AD Dalam Penanganan Permasalahan Papua”.

Pada acara yang juga menghadirkan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai narasumber kunci, Gautama menyampaikan makalah yang sebagian besar ditulis berdasarkan pengalaman bertugas di Papua. 

Pada banyak kesempatan, Gautama selalu mengirimkan pesan persatuan. Dia mengatakan satu-satunya jalan agar Indonesia menjadi negara yang lebih baik hanya lewat kerja sama dan saling mengenal antarsuku bangsa lewat komunikasi yang baik. 

Lewat komunikasi yang baik, kata Gautama, hambatan-hambatan dalam pembangunan dapat segera dicarikan solusi. Tanpa hambatan di dalam negeri, cita-cita menghadirkan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia juga semakin mudah dilakukan. 

Februari tahun lalu, Gautama didaulat menjadi ketua DPP Pejuang Siliwangi Indonesia. Gautama menganggap hal ini sebagai salah satu bentuk pengabdiannya setelah dia tidak lagi berkarier sebagai perwira militer aktif. 

“Siapa yang memahami diri sendiri dan diri lawan secara mendalam akan berada di jalan kemenangan dalam setiap pertempuran. Kenali lapangan, kenali cuaca dan kemenangan Anda akan lengkap,” kata Gautama mengutip perkataan Sun Tzu, seorang filosof dasar dalam dunia intelijen.