Ratusan peserta dari 67 Gampong di Banda Aceh mengikuti festival tet Apam memperebutkan piala Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh. Kegiatan yang dibuka Penjabat (Pj) Wali Kota Banda Aceh, Bakri Siddiq ini berlangsung di Taman Budaya Banda Aceh, Ahad, 12 Maret 2023.
"Apam bukan hanya sekedar penganan pengganjal perut, tapi sajian bulan Rajab sebagai tradisi sambut Ramadhan," kata Bakri Siddiq didampingi Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar saat membuka festival tersebut.
Menurut Bakri Siddiq, tradisi tet Apam sudah ada sejak Kesultanan Aceh. Saat itu, Aceh merupakan wilayah makmur, dan kenduri apam merupakan wujud syukur atas kedermawanan masyarakat.
Tradisi tet Apam, kata Bakri juga merupakan sarana atau wadah mempererat silaturahmi. Dalam tradisi ini, warga akan berbagi dengan sesama.
Bakri menyebutkan bahwa beragam adat istiadat yang telah ditinggalkan indatu (Nenek Moyang) adalah bukti Aceh memiliki peradaban yang tinggi dan berprestasi. Untuk itu dirinya mengajak generasi penerus untuk tetap menjaga agar tradisi ini terus dikenal hingga mancanegara.
Bakri juga berharap kegiatan yang bertema "Tajaga Keuneubah Indatu (Menjaga peninggalan nenek moyang)" ini dapat menjadi penanda bahwa Banda Aceh memiliki ragam wisata kuliner. Sehingga keragaman kuliner ini bisa ditunjukkan kepada wisatawan luar.
Dari pantauan RMOLAceh di lokasi, ratusan peserta dari 67 gampong di Kota Banda Aceh ini tampak antusias saat memulai perlombaan "Tet Apam". Apalagi saat olahan tepung ketan yang merupakan bahan Apam mulai dibakar menggunakan bruek Apam (wajan).
Terdapat pula sorakan santai seperti "Apam pane nyan?, apam Banda, apam pane nyan?, apam loen (Apam mana itu?, apam Banda, apam mana itu?, apa saya)," seru beberapa orang warga saat Apam, pada festival tersebut.
- BPPA Fasilitas Kepulangan Keluarga Kurang Mampu asal Banda Aceh di Jakarta
- Mahasiswa Diminta Tidak Lakukan Aksi Demonstrasi Tolak Revisi Qanun LKS
- 393 JCH Kloter Satu Sudah Tiba di Asrama Haji Embarkasi Aceh