Refleksi 18 Tahun Tsunami Aceh, PA: Mitigasi Bencana Harus Ditingkatkan

Ilustrasi Mitigasi Bencana. Foto: net.
Ilustrasi Mitigasi Bencana. Foto: net.

Masyarakat Aceh sebentar lagi akan memperingati 18 tahun tsunami Aceh pada 26 Desember 2022. Kegiatan ini saban tahun digelar untuk mengenang musibah maha dahsyat yang menelan banyak korban jiwa harta dan benda.


Menurut Juru Bicara Partai Aceh (PA) Nurzahri, refleksi 18 tahun tsunami Aceh harus bisa menjadi momentum untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi bencana di Aceh.

"Saya pikir (tsunami) itu sudah menjadi sebuah i'tibar yang setiap tahun diperingati oleh masyarakat mengenang para korban," kata Nurzahri kepada Kantor Berita RMOLAceh, Selasa, 20 Desember 2022.

Dia menjelaskan, meski musibah itu telah 17 tahun berlalu, akan tetapi pemerintah dan masyarakat sepertinya sudah mulai lupa dengan bencana air bah tersebut. 

"Sehingga kita lihat pola-pola pembangunan itu tidak lagi berbasis manajemen risiko," kata dia.

Menurutnya, pada 10 tahun pertama paska bencana Tsunami tersebut, manajemen risiko masih menjadi dasar pertimbangan dalam perencanaan pembangunan oleh pemerintah.

Dia menyebutkan, manajemen risiko dalam pembangunan seperti kawasan bibir pantai lalu merancang pola zonasi daerah-daerah pemukiman masyarakat yang rentan atau tidak terhadap bencana. 

"Saya pikir sekarang pemerintah sepertinya sudah agak lupa, sehingga jangankan untuk masyarakat untuk kantor-kantor pemerintahan pun sudah banyak yang dibangun di pinggir pantai," ujarnya.

Nurzahri melihat, pemerintah terkesan seolah-olah mitigasi bencana itu tidak lagi menjadi pertimbangan dalam pembangunan, inilah yang kemudian dirasa masih ini kurang dalam beberapa waktu terakhir.

"Walaupun kita tidak berharap adalagi bencana, tapi paling tidak mitigasi bencana itu harus tetap menjadi salah satu dasar perencanaan pembangunan," jelasnya.

Dia menambahkan, bahwa dalam regulasi tata ruang Aceh sudah tercantum ihwal mitigasi bencana. Apalagi dalam musibah Tsunami belasan tahun silam itu banyak korban jiwa melayang.

"Di dalam regulasi tata ruang kita itu sudah ada memasukkan aspek mitigasi bencana dan kawasan-kawasan mana saja yang rawan bencana tsunami," kata Nurzahri.