Rujak Blang Malu, Kuliner Pidie yang Menggoda Lidah

Penjual Rujak Blang Malu. Foto: Muhammad Fahmi/RMOL Aceh.
Penjual Rujak Blang Malu. Foto: Muhammad Fahmi/RMOL Aceh.

RUJAK Blang Malu, salah satu kuliner khas di Kabupaten Pidie. Penamaan rujak berasal dari bahasa Aceh, artinya lincah. Sedangkan Blang Malu adalah salah satu nama daerah di Kecamatan Mutiara Timur, kawasan setempat.


Campuran buah-buahan yang dicincang kecil di dalam cobek, lalu ditambah dengan campuran bumbu khas, terlihat sangat menggoda lidah ketika disantap.

Potongan buah-buahan dengan campuran bumbu itu kemudian diulek hingga merata dengan campuran gula jawa, sedikit kecap asin, kacang tanah gongseng, garam, gula, dan cabe rawit.

Setelah diulek sempurna antara potongan buah dan bumbu, maka rujak Blang Malu siap dihidangkan.

Tampilan Rujak Blang Malu inipun sedikit berbeda. Hidangannya dengan taburan kacang tanah gongseng memberikan sensasi tersendiri saat menikmati rujak khas Pidie, salah satunya kedai Rujak milik Nurjannah atau biasa orang setempat memanggil dengan panggilan Kak Bit.

Cita rasa rujak khas Aceh milik Kak Bit ini tidak hanya terasa sedikit asam, pedas, tapi juga terasa manis dan sedikit kelat.

Rasa ini hadir dari potongan pisang muda yang dicampur dengan beberapa jenis buah lainnya. Rasanya juga sedikit kelat dan beraroma khas.

Kehadiran buah inilah yang memberikan sentuhan berbeda rujak Aceh jika dibandingkan dengan rujak dari daerah provinsi lain. Kacang tanah gongseng menambah sensasi cita rasanya.

Sajian ini bercita rasa tinggi, dan membuat lidah seperti bergoyang, karena itu Rujak Blang Malu pun begitu terkenal. Para penikmat pun dapat menikmatinya sambil memandang dan ecek-ecek berhitungan mobil lewat.

Penjaja Rujak Blang Malu, Nurjannah alias Kak Bit, mengatakan campuran buah dalam pengolahan Rujak terdiri atas mentimun, mangga muda, nenas, buah batok, bengkuang, kedondong, buah meuria, ubi jalar, pepaya, dan pisang muda disajikan dengan limpahan meulisan dan taburan kacang tanah yang sudah digonseng.

Dengan kekhasannya, kata Kak Bit, tak pelak Rujak Blang Malu ini telah dicicipi warga lokal hingga Nusantara yang melintas. Adapun harga Rujak Blang Malu ini hanya Rp 5.000 per porsi.

“Hingga kini, banyak pengunjung yang singgah, bahkan membungkusnya untuk dibawa pulang dan dimakan bersama keluarga,” kata Kak Bit kepada Kantor Berita RMOLAceh, Senin, 11 Juli 2022.

Bagi pelintas jalan Medan-Banda Aceh maupun sebaliknya, mungkin tidak asing lagi dengan Rujak Aceh Blang malu ini. Karenanya tempatnya yang pas dipinggir jalan lintas. Atau tepat di depan SPBU Blang Malu, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie.

Adapun di Pidie, masyarakat di daerah tersebut tidak hanyak mengenal Rujak Blang Malu saja. Namun juga mengenal rujak serupa adalah rujak ataupun Lincah Busu. Yang terletak tak jauh dari Blang Malu. Tepatnya di Kecamatan Mutiara Barat, atau masih kawasan Pidie.

Pengolahannya pun sama, yakni dengan campuran buah-buhan yang dicincang kecil-kecil, dicampuri bumbu khas yang ditempatkan di dalam sebuah cobek kayu besar. Para penikmat Lincah Busu inipun dapat menikmatinya sambil memandang hamparan sawah nan hijau.

Sementara untuk harga Lincah Busu hanya selisih Rp 1000 rupiah, atau Rp 6.000 per porsi. Dengan harga yang relatif murah, menjadikan lokasi kuliner ikonik Kabupaten Pidie ini menjadi salah satu destinasi kuliner yang wajib dicoba jika bertandang ke Kabupaten Pidie.

Saat lebaran, biasanya rujak ini sering diserbu pecinta kuliner. Selain cita rasa yang khas, juga pemandangan alam saat berlibur yang memanjakan mata.