Jejak digital dalam bentuk video berdurasi 2 menit 19 detik yang berisi interview Peter Gontha dengan almarhum Ventje Rumangkang pada April 2005, menjadi pukulan telak untuk pihak-pihak yang menyebutkan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak ikut andil mendirikan Partai Demokrat.
- Tetapkan Sayuti Sepihak, Irwandi dan Miswar Langgar Aturan Dasar PNA
- KIP Pastikan Soal Temuan Pemilih TMS di Aceh Bakal Diperbaiki
- Kadis DSI: SE Gubernur untuk Meningkatkan Syariat Islam di Aceh
Baca Juga
Dalam video singkat interview itu, Ventje Rumangkang menyebutkan bahwa SBY yang mengusulkan nama partai, Partai Demokrat termasuk mendesain logo partai.
"Saya masih ingat sekali dialognya. 'Karena kita orang-orang Demokrat, saya usulkan nama Partai Demokrat'," ucap Ventje dalam video tersebut, meniru SBY, seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Rabu, 3 Maret 2021. "Saya setuju. Dan beliau (SBY) mulai mendesain logo dan lain sebagainya."
Menurut politikus Partai Demokrat, Cipta Panca Laksana, jejak digital video tersebut menjadi bukti konkret bahwa SBY jelas berperan penting dalam mendirikan Partai Demokrat. Dia mengatakan Ventje Rumangkan bersama SBY merancang Partai Demokrat. Mulai dari pemilihan nama hingga logo semua didesain oleh Pak SBY sendiri.
Hal itu sekaligus mematahkan isu miring yang dihembuskan oleh bekas kader Demokrat Jhoni Allen Marbun dan Marzuki Alie yang menyebut SBY tidak ikut andil dalam mendirikan Partai Demokrat.
"Malah peran Jonny Allen dan Marzuki Alie tidak ada. Jasmerah (jangan pernah sekali-kali melupakan sejarah)," kata Panca.
Setelah dipecat oleh DPP Partai Demokrat, Jhoni Allen Marbun menuding Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak berkeringat saat Pemilu 2004.
"Demi Tuhan saya bersaksi, bahwa SBY tidak berkeringat sama sekali. Apalagi berdarah-darah sebagaimana pernyataannya di berbagai kesempatan," kata Jhoni.
- Jadi Bacapres PDIP, Ganjar Pranowo: Ini Tidak Mudah
- Sekretaris DSI Aceh: SE Gubernur Niat Baik Pemerintah Peningkatan Syariat Islam
- Seluruh Kheucik di Bireuen Bimtek ke Jakarta Dianggap Pemborosan Biaya