Sebulan Terakhir, Kebakaran Pemukiman Paling Banyak Terjadi di Aceh

Kebakaran di kawasan permukiman di Aceh
Kebakaran di kawasan permukiman di Aceh

Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat peristiwa kebakaran pemukiman paling banyak terjadi selama Agustus. Kajadian merupakan bencana paling banyak terjadi dibandingkan dengan bencana lainnya.


Kepala Pelaksana Badan Penanggulan Bencana Aceh (BPBA), Ilyas, menyebutkan dari seluruh kejadian bencana yang berjumlah 44 kali kejadian, kebakaran pemukiman mendominasi setengahnya. Yaitu sebanyak 22 kali.

"Kebakaran pemukiman yang terjadi di Aceh pada Agustus menyebabkan 2 orang meninggal dunia dan menghanguskan sebanyak 37 rumah, 12 ruko dan satu sekolah," kata Ilyas dalam keterangan tertulis, Sabtu, 4 September 2021.

Akibat dari kejadian itu, kata Ilyas, korban terdampak berjumlah 38 KK atau 138 jiwa dari 22 Desa di 22 Kecamatan. Total kerugiannya, Rp 9 miliar.

Ilyas mengatakan kebakaran pemukiman paling banyak terjadi di Aceh Besar. Yakni, sebanyak lima kali kejadian. Setelah itu, Aceh Tengah sebanyak tiga kali kejadian.

Sedangkan bencana kebakaran hutan dan lahan, kata Ilyas, bencana kedua yang paling terjadi pada Agustus. Kejadiannya sebanyak sembilan kali menghanguskan 51 hektar hutan dan lahan.

Setelah itu, kata Ilyas, bencana angin puting beliung sebanyak enam kali kejadian. Sebanyak tujuh rumah rusak. Dan kejadian banjir hanya lima kali terjadi, merendamnsebanyak 389 rumah. Bencana longsor, hanya dua kali terjadi.

“Karhutla terjadi sebanyak sembilan kali ini menyebabkan kerugian kurang lebih tujuh miliar, ” kata Ilyas.

Ilyas menjelaskan kebakaran hutan dan lahan paling banyak terjadi di Aceh Tengah. Kejadiannya empat kali. Paling luas hutan dan lahan terbakar, kata dia, di Bener Meriah. Luasnya, 32 hektar.

Sementara itu, Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBA mencatat wilayah yang paling banyak mengalami kejadian bencana pada Agustus ialah Kabupaten Aceh Tengah. Kejadiannya, sebanyak sembilan kali. 

"Didominasi kebakaran hutan dan lahan. Disusul Aceh Besar, sebanyak enam kali kejadian yang didominasi oleh kebakaran pemukiman. Sabang ada juga terjadi enam kali didominasi oleh angin puting beliung," kata Ilyas.

Ilyas menjelaskan akibat bencana itu, sebanyak 2.115 KK atau 7.407 jiwa terdampak. Pengungsi mencapai 104 jiwa. Total prakiraan kerugian secara keseluruhan Rp 18 miliar.

Mengingat kebakaran pemukiman masih sering terjadi di Aceh, kata Ilyas, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan meningkatkan kesiapsigaan ketika terjadi bencana.

"Misalnya dengan memeriksa instalasi listrik yang sudah tua yang menjadi sebab utama kebakaran," kata Ilyas.

Tak hanya itu, kata Ilyas, perlu juga kewaspadaan dalam mengelola sumber panas di rumah tangga. Seperti mematikan kompor dan barang-barang eletronik yang harus diawasi dengan baik. 

Ilyas mengatakan dalam kejadian banjir, BPBA terus melakukan antisipasi dan  kesiapsiagaan. Caranya, memantau kondisi terkini di lapangan dan menyebarkan informasi peringatan (curah hujan, tinggi muka air) dan potensi wilayah terdampak.

"Selanjutnya mengindentifkasi tempat pengungsian dan kebutuhan logistik serta peralatan yang dibutuhkan dalam usaha evakuasi pada saat terjadi banjir," kata Ilyas.