Pihak keluarga korban pengeroyokan oleh anggota Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) di lokasi pabrik PT Karisma Agro Sejahtera (KAS) protes. Mereka meminta pemerintah menghentikan operasional pabrik PT KAS.
- Gerak Aceh Barat Tuding Pemerintah Kabupaten Terima Gratifikasi dari Perusahaan Bermasalah
- Pemerintah Aceh Pacu Capaian Vaksinasi Covid-19
- 392 Jemaah Haji Kloter Sembilan Tiba di Banda Aceh
Baca Juga
Mereka juga meminta pemerintah mencabut seluruh izin PT KAS. Keberadaan perusahaan itu di sana dinilai sebagai pemicu perang saudara di Desa Batu Papan, Kecamatan Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau.
"Suami saya dipukul sampai babak belur di pabrik PT KAS. Kami minta pemerintah menutup pabrik dan mencabut semua izin pabrik itu, selama ini keberadaan pabrik hanya menimbulkan masalah," kata Maimunah, istri Abu Sanar, Jumat pekan lalu.
Abu Sanar adalah salah satu korban pengeroyokan. Tak hanya itu, masyarakat di daerah itu juga sering diadu domba oleh pegawai dan orang-orang yang mewakili perusahaan pabrik kelapa sawit itu.
Cara ini, kata Maimunah, dilakukan untuk menutupi sejumlah kejahatan lingkungan yang dilakukan PT KAS. Satu di antaranya adalah limbah pabrik yang mencemari Sungai Tenaku. Abu pembakaran sawit juga mencemari rumah penduduk.
Reni, warga lain, mengatakan suaminya juga menjadi korban pengeroyokan. Dia tidak dapat menerima perlakukan biadab tersebut. Jika perusahaan itu terus beroperasi, Reni khawatir akan banyak korban berjatuhan dan perselisihan antarkeluarga dan antarsaudara juga terus terjadi.
- Libur Tahun Baru: Puncak Geurute Dipadati Wisatawan, Arus Lalu Lintas Macet
- Hari Pertama, Pasar Murah Pemko Banda Aceh Dipadati Warga
- Perusahaan Tambang di Aceh Barat Diduga Nikmati BBM Subsidi