Sekolah Muhammadiyah Bireuen Jadi Model Sekolah Inklusif

Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK & PLB), Abu Khaer, melakukan kunjungan kerja ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Vokasional Muhammadiyah serta kunjungan ke salah satu Sekolah Penggerak di Kabupaten Bireuen.


Salah satu Sekolah Penggerak yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen adalah SDIT Muhammadiyah. Kedua sekolah yang dikunjungi ini berada dalam satu komplek yang sama. Selain SLB dan SDIT, dalam lingkungan sekolah tersebut juga terdapat beberapa jenjang sekolah lainnya. Seperti TK IT, SMP IT dan SMA IT Muhammadiyah Bireuen.

Abu Khaer mengatakan keberadaan SLB dan peserta didik berkebutuhan khusus di tengah-tengah sekolah regular merupakan satu inspirasi sebuah kehidupan lingkungan pendidikan yang ramah disabilitas. Hal itu wujud dari budaya sosial inklusif. Pastinya akan berdampak positif untuk perkembangan akademik, emosi dan sosial anak-anak berkebutuhan khusus.

“Anak-anak berkebutuhan khusus berbaur gembira dengan anak-anak lainnya. Mereka dapat bermain, belajar bersama, solat bersama di mushalla sekolah, saling menghargai, menyayangi dan disayangi,” kata Abu Khaer, di sela-sela kunjungan ke sekolah SLB Vokasional Muhammadiyah, Ahad, 7 November 2021.

Agar sekolah-sekolah dapat melayani anak-anak berkebutuhan khusus sesuai dengan fitrahnya, kata dia, harus melakukan identifikasi dan asesmen. Supaya dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak.

Abu Khaer mengatakan penguatan itu tertuang dalam Undang-undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2020 tentang Penyediaan Akomodasi yang Layak untuk Peserta Didik Penyandang Disabilitas.

Harapannya, kata dia, usaha yang telah dijalankan dalam lingkungan sekolah Muhammadiyah dapat diadopsi. Sehingga menjadi contoh dan menjadi inspirasi bagi lingkungan sekolah-sekolah lain di Aceh.