Sektor Wisata Aceh Mesti Berbenah di Tengah Pandemi

Wisata pantai Leupung, Aceh Besar. Foto: net
Wisata pantai Leupung, Aceh Besar. Foto: net

Pengamat ekonomi dari Universitas Muhammadiyah (Unmuha) Aceh, Taufiq A. Rahim, mengatakan salah satu sektor yang berdampak dari Pandemi Covid-19 adalah sektor wisata. Untuk itu, perlu berbenah dengan melakukan promosi.


Meskipun beberapa infrastruktur wisata Aceh sudah mulai melakukan perbaikan. Perubahan serta melakukan transformasi signifikan yang positif pada saat dua tahun yang lalu. 

"Namun demikian, dampak Pandemi Covid-19, dengan ikon Destinasi Wisata Spiritual Aceh, ini menjadi terpuruk dan hancur," kata Taufiq A Rahim kepada Kantor Berita RMOLAceh, Senin, 9 Agustus 2021.

Taufiq mengatakan, beberapa prasyarat destinasi wisata seperti penginapan, perhotelan, lokasi dan tempat kunjungan baru saja dibangun, namun harus ditutup dan diistirahatkan sementara waktu. 

Menurut Taufiq, bahasa industri wisata ini, sangat memiliki "multy effect" ekonomi, bahwa sebahagian besar tenaga kerja dirumahkan bahkan dihentikan untuk mengatasi biaya operasional (hi-cost economy) yang tidak mampu diatasi oleh para pengelola objek wisata. 

"Penginapan dan hotel berhenti menerima tamu, transportasi dan para pengelola travel juga dibuat tidak berdaya dan menghentikan aktivitas operasional wisatawan, baik lokal, nasional dan mancanegara," ujar Taufiq.

Taufiq menjelaskan dunia pengelolaan pariwisata ini memiliki keterkaitan dengan beberapa sektor aktivitas lainnya yang saling nendukung. Termasuk sektor industri rumah tangga atau cendera mata, sektor informal, kuliner, transportasi dan desa-desa atau tempat, alam, pantai dan lainnya. 

Di samping itu, kata Taufiq, objek wisata tertentu saat ini juga harus terus berbenah, sambil menunggu dibukanya kembali destinasi wisata ke Aceh. Selain itu, promosi wisata secara virtual sudah dapat dilakukan sambil membuktikan bahwa Aceh menjadi tempat yang aman-damai, menarik bagi wisatawan. 

"Juga diperlukan kemampuan memberikan informasi yang baik, mudah dipahami dengan berbagai potensi yang dimiliki, termasuk keistimewaan adat-istiadat dan perubahan perilaku tentang keramah-tamahan menerima tamu yang hadir ke Aceh," kata Taufiq.

Taufiq berharap, pasca pandemi Covid-19 segera berakhir, para pegiat wisata Aceh sudah mesti mempersiapkan dan memperbaiki segala sesuatu bila saatnya nanti kunjungan ke Aceh sudah diperbolehkan.

Hal ini, kata Taufiq, lantaran sektor industri pariwisata sangat menjanjikan dalam rangka menambah devisa negara dan Penerimaan Asli Daerah (PAD) di sektor wisata.

"Saatnya ini mesti berbenah menyambut era keterbukaan dan perubahan Aceh ke depan, agar industri pariwisata Aceh akan semakin menjanjikan jika dikelola secara baik dan benar, serta menghargai kearifan lokal Aceh yang tetap dijunjung tinggi," ujar Taufiq.