Sering Diare jadi Salah Satu Faktor Penyebab Anak Stunting

Seorang petugas kesehatan sedang mengukur tinggi badan salah seorang anak warga Gampong Jawa. Foto: Merza/RMOLAceh.
Seorang petugas kesehatan sedang mengukur tinggi badan salah seorang anak warga Gampong Jawa. Foto: Merza/RMOLAceh.

Puluhan Bayi dan Balita yang berusia 0 - 5 tahun melakukan aksi penimbangan serentak di Gampong Jawa, Kecamatan Kuta Raja, Banda Aceh, Sabtu, 11 Maret 2023. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menekan angka stunting di wilayah Kota Banda Aceh.


Salah seorang ibu yang mengikuti kegiatan tersebut adalah Yanidar. Dia yang datang bersama anak perempuannya yang masih berusia 3 tahun lebih.

Yanidar mengaku anaknya yang masih Balita tersebut terdeteksi Stunting sejak umur satu tahun. Saat itu, bayinya mengalami diare sampai tiga kali sehari.

"Ya dia sering diare, karena dikira diare biasa aja, kalau dia diare turun berat badannya, nanti naik lagi, paling kalau udah lemas anak dibawa ke rumah sakit, tapi sekarang udah enggak lagi," kata Yanidar kepada Kantor Berita RMOLAceh, Sabtu, 11 Maret 2023.

Menurut Yanidar, selain diare, nafsu makan dari anaknya juga mengalami perubahan. Sang anaknya susah makan nasi yang mengakibatkan pertumbuhan dan berat badan si anak terhambat. Karena kondisi tersebut, Yanidar membawa anaknya ke Puskesmas dan Rumah Sakit dan diketahui sang anak terindikasi kategori stunting sangat pendek.

"Jadi dia nggak mau makan, cuman mau jajan aja, dan caranya biar makan ya kita paksa," ujarnya.

Gejala Stunting tersebut berlangsung selama setahun atau saat umur sang bayi dua tahun. Namun karena Yanidar rutin membawa sang anak ke posyandu dengan memberikan vitamin dan asupan yang baik, sekarang sang anak sudah mengalami perbaikan.

"Dari yang semula kategori stunting sangat pendek, kini menjadi stunting pendek," ujar Yanidar.

Sementara itu, Erna Juita Zahara, ahli gizi yang terlibat dalam kegiatan aksi penimbangan serentak ini menyebutkan lahirnya anak stunting dipicu berbagai macam faktor. Salah satu faktor kurangnya asupan makanan sehat dan sanitasi yang buruk, apalagi Gampong Jawa lokasi pembuangan.

Faktor lain yang menyebabkan anak stunting seperti kasus anak Yanidar yaitu saat hamil, sang ibu mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK). Kondisi tersebut juga sangat mempengaruhi tumbuh kembang janin.

"Saat hamil Ibunya (Yanidar) mengalami KEK, tapi sekarang perkembangan anaknya sudah membaik, mudah-mudahan si anak bisa keluar dari status stunting," kata Erna.

Menurut Erna, di Gampong Jawa terdapat banyak anak stunting. Saat jumlahnya kurang lebih ada 28 orang anak. Namun dirinya selalu mengingat kepada ibu yang memiliki bayi dan balita untuk memenuhi asupan gizi yang cukup.

Saat ini salah satu upaya menekan angka stunting yang dilakukan di tingkat Gampong melalui kegiatan Rumoh Gizi Gampong (RGG). Dalam kegiatan tersebut masyarakat diajak makan makanan sehat secara bersama-sama.

"Nanti di RGG ini kita akan makanan sehat semua, dalam kegiatan ini anak yang kurang gizi, stunting dan ibu hamil KEK, jadi mereka harus makannya di tempat tidak dibenarkan dibawa pulang, takutnya pas pulang bukan anak itu lagi yang makan," ujar Erna.