Sin Cun Kiong Hi, Thiam Hok Thiam Siu

Ilustrasi: ist.
Ilustrasi: ist.

ADALAH jasa Gus Dur bahwa Imlek yang dicekal pada masa Orba dapat dirayakan sebagai hari raya Nasional di Indonesia. Tanpa prakarsa Gus Dur tidak ada perayaan Imlek di Indonesia. Kini tidak ada alasan bagi para warga keturunan China termasuk saya untuk merasa didiskriminir di persada Nusantara.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Gus Dur atas peresmian Imlek sebagai Hari Raya Nasional. Namun Gus Dur justru memberikan sebuah peringatan dalam bahasa Jawa “Ojo umpak-umpakan” agar saya jangan mabuk euforia lalu lupa daratan merayakan Imlek secara berlebihan.

Peringatan Gus Dur penting, perayaan Imlek secara berlebihan rawan memicu dampak buruk berupa kecemburuan sosial terhadap warga keturunan seperti yang terbukti di masa Orba.

Sederhana

Maka saya sangat menghargai dan menghormati Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) mengimbau agar para anggotanya menyelenggarakan perayaan  Imlek secara sederhana di rumah masing-masing dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, mengingat situasi pandemi dan penularan Covid-19 masih merajalela.

Yayasan Buddha Tzu Chi dan Eka Tjipta Foundation merayakan Hari Raya Imlek dengan mempersembahkan sumbangsih bakti-kemanusiaan  kepada kaum miskin.

Demikian pula Perhimpunan Islam Tionghoa (PITI) lebih mengutamakan kemanusiaan ketimbang pesta pora merayakan Imlek.

Gereja-gereja membagikan nasi bungkus gratis kepada yatim-piatu dan jompo. GEMAKU (Generasi Muda Konghucu) merayakan Imlek dengan membagikan sembako kepada para penyintas Covid-19, janda, yatim, balu yang sebatang kara dan pedagang kecil terdampak PSBB.

KOMTAK (Komunitas Tionghoa Anti Korupsi) berbagi bakmi gratis dengan kaum miskin dan papa. Alih-alih pamer kemewahan, masyarakat merayakan Imlek secara sederhana demi pamer kemanusiaan.

Saya yakin arwah almarhum Gus Dur bahagia menyaksikan para warga merayakan Imlek secara sederhana demi mewujudkan makna adiluhur yang terkandung di dalam sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab serta Keadilan Sosial Untuk Seluruh Rakyat Indonesia menjadi kenyataan.

SIN CUN KIONG HI, THIAM HOK THIAM SU.

| Penulis adalah budayawan