Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar, meminta maaf atas kabar penyelewengan dana umat atau dana donasi yang diduga digunakan oleh pendiri dan pengelola ACT untuk kepentingan pribadi.
- Polisi Tahan Empat Tersangka Penyalahgunaan Dana ACT
- Go Ahead ACT
- PPATK Temukan Dana ACT Mengalir ke Al-Qaeda
Baca Juga
"Terkait dengan pemberitaan di media massa, serta percakapan di sosial media, ACT menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi," kata Ibnu Khajar, seperti diberitakan Kantor Berita RMOL Bengkulu, Selasa, 5 Juli 2022.
Selain meminta maaf, Ibnu juga mengaku bahwasanya sumberdaya manusia (SDM) yang ada di ACT dalam kondisi baik. Mereka tetap fokus dalam pemenuhan amanah yang diberikan ke lembaga
"SDM kita saat ini juga dalam kondisi terbaik. Kita juga telah melakukan penurunan jumlah karyawan untuk peningkatan produktifitas," kata dia. "Pada 2021 lalu, jumlah karyawan kita 1.688 orang, sementara Juli 2022, telah dikurangi menjadi 1.128 orang."
Dia menjelaskan, untuk sistem kepemimpinan akan diubah menjadi bersifat kolektif kolegial. Yaitu, melibatkan para pihak yang berkepentingan dalam mengeluarkan kebijakan melalui mekanisme musyawarah untuk mencapai mufakat.
"Mekanisme ini juga akan diawasi secara ketat oleh Dewan Syariah yang telah dibentuk ACT," kata dia.
Kemudian, terkait fasilitas yang didapatkan, sudah ada penyesuaian sejak restrukturisasi Januari lalu. Seluruh fasilitas kendaraan Dewan Presidium ACT adalah mobil Innova.
"Kendaraan ini tidak melekat pada pribadi, melainkan juga bisa digunakan untuk keperluan operasional tim ACT dan rata-rata biaya operasional termasuk gaji para pimpinan pada tahun 2017 hingga 2021 adalah 13,7 persen," ujar Ibnu.
Dia mengatakan, ACT menargetkan dana operasional yang bersumber dari donasi sebesar 0 persen pada 2025. Namun, kata dia, perlu ikhtiar dari masyarakat sehingga bisa melakukan distribusi bantuan sebaik-baiknya.
- Polisi Tahan Empat Tersangka Penyalahgunaan Dana ACT
- Kasus Dugaan Penyelewenangan Dana ACT Naik ke Penyidikan
- Go Ahead ACT