Sosok Kepala Daerah yang Dibutuhkan Aceh

Pemerhati politik, Risman Rachman. Foto: ist.
Pemerhati politik, Risman Rachman. Foto: ist.

Pemerhati politik, Risman Rachman, mengatakan setiap orang pasti punya keinginan tersendiri tentang siapa sosok yang tepat untuk memimpin Aceh. Baik di tingkat gampong, kabupaten atau kota hingga provinsi. 


"Begitu juga dengan kelompok, juga punya keinginan masing-masing. Bukan hanya kelompok politik saja, kelompok arisan pun punya keinginan sendiri," kata Risman kepada Kantor Berita RMOLAceh, Rabu, 8 Maret 2023. 

Menurut Risman, keinginan itu lumrah dan manusiawi. Setiap orang punya pengetahuan, pengalaman, renungan hingga harapan dan tuntutan tersendiri. 

Risman menyebutkan, ada orang yang ingin sekali mendapatkan kepala daerah yang pintar segala hal. Mulai dari aspek agama hingga aspek ilmu pengetahuan lainnya, dengan harapan sang pemimpin dapat mewujudkan kemajuan yang nyata. 

 "Tentu tidak ada yang berharap kepala daerah yang bodoh, sebab sudah pasti akan gagal. Jangankan gagal mewujudkan kemajuan, dirinya sendiri pun akan gagal ditengah jalan saat pemimpin," ujar Risman.

Namun begitu, kata Risman, apakah memang itu yang dibutuhkan oleh Aceh. “Pemimpin yang pintar?” kata dia.

Mencermati keadaan keacehan, kata Risman, kepala daerah yang dibutuhkan Aceh ke depan bukan sosok yang pintar. Melainkan sosok yang bijak.

“Tetapi sosok yang bijak dapat menghimpun ide cemerlang, termasuk dari orang pintar, guna menghadirkan kemudahan untuk mengelola pekerjaan rumit sekalipun,” sebut Risman.

Bahkan, kata Risman, sosok bijak dapat mendorong sumberdaya aparatur untuk bersedia bekerja lebih dan dengan kebijaksanaannya dapat mengajak semua timnya untuk mengikuti langkahnya mengutamakan kepentingan melayani rakyat.  

Risman menilai, kepala daerah yang pintar memang menyajikan gagasan terbaik yang secara dokumen akan membangun harapan. Tapi, pemimpin pintar dapat dikalahkah oleh wakilnya yang cerdik dan oleh timnya yang berpengalaman panjang. 

"Dan paling menyedihkan ketika kepala daerah itu pintar mengelak dan menyembunyikan agenda pribadinya padahal itu sangat membahayakan masa depan rakyat dan daerah," kata dia.

Di sisi lain, kata Risman, secara garis besar sosok bijak bukanlah orang yang senang dengan politik konfrontasi dan cenderung pada pikiran dan aksi yang mendamaikan, menghimpun kerjasama (kolaborasi) ketimbang saling mencampakkan, saling menegasikan dan sama sekali menghindari permusuhan.

Bahkan, kata Risman, kepribadian yang tenang, sabar, berpikir jernih dan menatap masa depan seraya menghimpun pelajaran dari masa silam adalah, ciri calon sosok kepala daerah yang dibutuhkan Aceh. 

Karena itu, menurut Risman, sosok yang bijak ini tidak membangun jarak hidup dengan siapapun, dengan kalangan manapun. Bagi dirinya, siapapun adalah manusia yang sepatutnya dimanusiakan, termasuk orang yang berbeda keyakinan agama dan berbeda ideologi politik dengan dirinya.  

"Selama dapat secara bersama-sama mewujudkan kebaikan, kemajuan dan kemakmuran bagi daerah, sosok kepala daerah yang bijak akan senantiasa seiring sejalan," ujar Risman.

Risman menyebutkan, jika terjadi perbedaan dirinya akan cenderung mencari titik persamaan. Dan jika ada yang melanggar kesepakatan bersama, dia akan tegak menghukum setelah mengevaluasi dirinya, sehingga akan ditemukan solusi, mengedepankan penghukuman atau mengutamakan perbaikan.