Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memprediksikan suhu bumi akan mengalami pemanasan jangka pendek hingga 1,5 derajat celcius di atas tingkat pra-industri lima tahun ke depan atau tahun 2026. Proyeksi tersebut memiliki peluang mencapai 50 persen.
- Seorang Mahasiswi di Banda Aceh Ditemukan Tewas Dikamar Kos
- Lukis Sosok Muhammad Saw Berbentuk Anjing, Lars Vilks Tewas Ditabrak Truk
- Pos Pol Panton Reu Polres Aceh Barat Ditembak, Polda Aceh Buru Pelaku
Baca Juga
Meski demikian, hal tersebut tidak berarti dunia akan melewati ambang pemanasan jangka panjang 1,5 derajat celcius, yang telah ditetapkan para ilmuwan sebagai batas tertinggi untuk menghindari bencana perubahan iklim.
Namun satu tahun pemanasan pada 1,5 derajat celcius dapat bisa menjadi jangka panjang jika tidak ada tindakan yang dilakukan.
Selain itu, satu tahun dengan penambahan suhu 1,5 derajat Celcius juga memiliki dampak mengerikan, termasuk membunuh banyak terumbu karang hingga menyusutnya lapisan es Laut Arktik.
“Kami semakin dekat untuk mencapai target yang lebih rendah dari Perjanjian Paris untuk sementara waktu,” kata sekretaris jenderal WMO, Petteri Taalas, dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa, 10 Mei 2022.
Peluang Bumi mengalami pemanasan hhingga 1,5 derajat Celcius untuk waktu yang singkat telah meningkat sejak 2015.
Pada 2020, para ilmuwan memperkirakan peluangnya mencapai 20 persen. Kemudian tahun lalu direvisi menjadi hingga 40 persen.
Sementara itu, dalam hal rata-rata jangka panjang, suhu global rata-rata sekarang sekitar 1,1 derajat Celcius lebih hangat daripada rata-rata pra-industri.
Di bawah Perjanjian Paris 2015, para pemimpin dunia berjanji untuk mencegah suhu dunia melintasi ambang batas 1,5 derajat Celcius pada jangka panjang. Tetapi sejauh ini mereka gagal dalam mengurangi emisi pemanasan iklim.
- WHO Peringatkan Risiko Demam Berdarah di Tengah Pemanasan Global
- PBB Minta Seluruh Negara Bersiap Hadapi Cuaca yang Lebih Ekstrem
- Generasi yang Lahir pada Tahun 2020 akan Menghadapi Cuaca Ekstrem Tujuh Kali Lebih Parah