Tak Efektif Lawan Covid-19, Vaksin Sinovac Jadi Masalah Baru di Cina

Vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Foto: net.
Vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Foto: net.

Keputusan Cina untuk menolak vaksin Covid-19 buatan asing tampaknya akan menjadi masalah baru bagi Beijing, khususnya di tengah lonjakan kasus virus corona seperti saat ini.


Sejak awal, Cina tidak menolak vaksin buatan internasional seperti Moderna dan Pfizer, alih-alih mempromosikan vaksin buatan dalam negerinya, Sinovac. Bukan hanya menjadi masalah untuk Beijing, kurang efektifnya vaksin buatan Cina ini juga masalah untuk dunia. 

"Studi terbaru menunjukkan bahwa vaksin Cina seperti Sinovac hanya efektif hingga 60 persen melawan kematian dan 55 persen melawan rawat inap, sementara Moderna dan Pfizer bernasib jauh lebih baik dengan perlindungan 90 persen dair keduanya," kata sumber Kantor Berita Politik RMOL, Jumat, 9 Desember 2022.

Vaksin Sinovac sendiri dikembangkan menggunakan virus yang dilemahkan atau tidak aktif. Sementara vaksin mRNA, seperti Moderna dan Pfizer mengajarkan sel cara membuat protein yang memicu respons kekebalan jika seseorang terinfeksi. 

Sebuah studi oleh The Lancet menunjukkan bahwa Sinovac memproduksi vaksin sel-T yang lebih lemah dan tidak mampu memberikan perlindungan terhadap virus corona. 

Penelitian seperti ini menimbulkan kekhawatiran di masyarakat umum yang mengakibatkan penolakan massal terhadap vaksin Cina oleh masyarakat umum, sehingga otoritas Cina tidak dapat memvaksinasi populasinya yang besar yang akhirnya berujung pada kebijakan Zero Covid yang ekstrem.

Negara-negara seperti Turki yang menerima vaksin Cina, CoronaVac, oleh Sincovac Biotech tidak diterima dengan baik oleh penduduk lokalnya karena ketidakpercayaan pada penelitian China dan kasus perusakan data yang melibatkan Cina hanya untuk menjual vaksinnya secara internasional.