Tanpa Ambang Batas, Sejumlah Nama Potensial Menjadi Kandidat Presiden

Ridwan Kamil dan AHY di atas sepeda motor di jalanan Bandung. Foto: Dok Partai Demokrat.
Ridwan Kamil dan AHY di atas sepeda motor di jalanan Bandung. Foto: Dok Partai Demokrat.

Pengamat politik Hendri Satrio megatakan beberapa nama yang berpotensi menjadi capres. Di antarnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, hingga Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).


"Kalau calon-calonnya yang kita lihat sekarang kan banyak dari yang kuat-kuat atau yang sudah deklarasi misalnya. Yang kuat-kuat itu ada Pak Prabowo, Mas Anies Baswedan, gitu kan. Terus, para pemilik tiket parpol superit Airlangga Hartarto kemudian AHY," kata Hendri seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Selasa, 7 Juni 2021.

Nama lain yang potensial untuk menjadi calon presiden adalah Ketua DPD RI LaNyalla Mattaliti. Sejumlah tokoh perempuan, seperti bekas menteri kelautan Susi Pudjiastuti dan Ketua DPR RI Puan Maharani juga berpotensi.

Sementara untuk calon wakil presiden, nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan bekas Panglima TNI Gatot Nurmantyo masuk dalam radar. Selain mereka, Suharso Monoarfa, Zulkifli Hasan, Abraham Samad, dan Sudirman Said juga berpotensi.

Adapun nama-nama dari kalangan profesional yang berpeluang dan berpotensi menjadi capres yakni ekonom senior Rizal Ramli (RR). Hendri mengatakan mereka bisa maju dan berlaga pada pilpres jika ambang batas presiden dihapus. 

Wakil Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR RI Willy Aditya mengatakan saat ini Indonesia tidak memiliki ruang aktualisasi yang lebar untuk para calon presiden dan wakil presiden. Hal itu karena ada ambang batas presiden atau presidential threshold yang harus dipenuhi untuk bisa tampil sebagai calon.

“Terlalu sempit untuk ruang capres kita ya, ruangnya ya ketum partai, cuma menteri, cuma kepala daerah, sementara kader-kader bangsa atau tokoh bangsa lainnya tidak punya panggung,” katanya.

Atas dasar itulah, Nasdem menawarkan adanya konvensi kepada seluruh partai agar para tokoh bangsa yang dinilai mumpuni untuk menjadi calon presiden potensial bisa didukung bersama.

"Sebenarnya, kalau konvensi menjadi instrumen dari setiap partai itu menjadi cukup terbuka ya, sehingga partai kita bisa split model ya, kan kalau kita lihat Obama tidak ketum partai, dia punya asosiasi kepartaian dia pengurus tapi dia punya identitas kepartaian yang jelas,” kata Willy.