Tanpa Wakil Gubernur, Nova Takkan Mampu Kelola 23 Daerah di Aceh

Effendi Hasan. Foto: ist.
Effendi Hasan. Foto: ist.

Pengamat Politik Efendi Hasan mendesak partai pengusung untuk segera menentukan calon wakil Gubernur Aceh sisa masa jabatan 2017-2022. Hal ini dilakukan agar proses pemerintahan Aceh berjalan efektif dan efisien.


"Saya pikir partai pengusung harus mengambil tindakan cepat. Dalam hal ini mengingat waktu yang sudah sangat kepepet kemudian juga mengingat tidak berjalannya pemerintahan yang efektif dan efesien," kata Efendi Hasan kepada Kantor Berita RMOLAceh, Kamis, 4 Maret 2021.

Menurut Efendi, publik di Aceh bertanya-tanya mengapa hingga saat ini belum ada sosok wakil gubernur yang diusulkan oleh partai politik pengusung untuk mengisi lowongan itu. Efendi mengatakan apa yang sebenarnya terjadi sehingga partai politik pengusung urung memilih sosok pendamping Nova.

Sejak Nova Iriansyah dilantik menjadi Gubernur Aceh definitif sisa masa jabatan 2017-2022, oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian awal November 2020 lalu, sampai hari ini posisi Wakil Gubernur Aceh masih lowong.

Efendi mengatakan Nova tak mungkin melakukan tugas-tugas pemerintahan. Tanpa seorang wakil, dia akan kelimpungan  mengurusi roda pemerintahan untuk melayani 23 kabupaten/kota di Aceh.

Efendi mengatakan diperlukan seorang wakil untuk membantu tugas-tugas gubernur. Keduanya akan berbagi peran dan melaksanakan tugas sesuai peran masing-masing. 

Kondisi inilah yang seharusnya direspons oleh partai politik pengusung. Melihat pentingnya wakil gubernur untuk menjalankan pemerintah Aceh yang efektif dan efesien.

"Kita hanya mendorong, kesempatan besar ini harus dimanfaatkan oleh partai pengusung. Sehingga roda pemerintahan Aceh dapat berjalan lancar," kata Efendi.

Terkait prediksi Nova bakal memimpin Aceh sampai habis masa jabatan, Efendi mengatakan, itu semua tergantung langkah-langkah yang ditempuh partai pengusung. Kalau terus lamban seperti selama ini, boleh jadi Nova bakal tak punya wakil sampai akhir jabatan.

Efendi memandang penting komunikasi politik antara sesama partai pengusung dan komunikasi politik antara partai pengusung dengan Gubernur Aceh. Sehingga persoalan wagub ini bisa segera selesai.