Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Aceh, Teuku Taufiqulhadi meminta generasi muda di Tanoh Rencong untuk terbiasa menggunakan bahasa Aceh. Apalagi saat ini banyak kosakata bahasa Aceh yang tidak diketahui lagi artinya.
- Disambut Lautan Manusia, Nasdem: Bukti Pendukung Anies-Cak Imin Hingga ke Pelosok Desa
- Anies: Aceh Memiliki Kontribusi Besar terhadap Republik Indonesia
- Tiba di Aceh Utara, Anies Baswedan Mengaku Kangen Kopi Aceh
Baca Juga
"Bukan sekedar ada keengganan berbicara, tapi juga banyak kosa kata bahasa yang tidak diketahui artinya lagi," ujar Taufiqulhadi saat memberikan sambutan acara acara konsolidasi dan Rakerda partai NasDem Pidie di salah satu hotel di Pidie, Sabtu, 18 Maret 2023.
Menurut Taufiqulhadi, antara bahasa Aceh dan bahasa Indonesia yang diucapkan oleh generasi muda saat ini sering bercampur aduk. Ia mencontohkan "Lon sering woe u gampong (saya sering pulang ke kampung). Padahal kata "sering" dalam bahasa Aceh adalah kayeem.
"Saya bersama keluarga di rumah menggunakan bahasa Aceh. Bahkan, ketiga anak saya yang lahir di Jakarta semua berbicara bahasa Aceh," ujar Taufiqulhadi.
Masih dalam kesempatan yang sama, menurut Taufiqulhadi, ia sengaja mengajukan tema Rakerda NasDem Pidie tabangun Nanggroe Maju, Meuadat dan Meusyuhu. Dia khawatir orang-orang Aceh banyak yang tidak tahu arti Meusyuhu.
"Padahal meusyuhu itu artinya terkenal," ujar Taufiq.
Taufiqulhadi menceritakan saat dirinya bertemu dengan seorang anak muda. Kemudian anak muda tersebut mengatakan, ia sering pulang ke Gelumpang Minyak. Lalu Taufiq bertanya kenapa sering pulang. Anak muda itu lalu menjawab "Lon biasa woe u gampong karena rindu ureueng syik dan gampong".
"Saya yang bersimpati, berusaha memperbaiki bahasa Aceh sedikit. "Kon rindu tapi meusyen," ujar Taufiqulhadi.
Berkaca dari cerita tersebut, Taufiqulhadi berharap semua pihak di Pidie terus berupaya melestarikan bahasa Aceh. Pemerintah juga menjadi pihak yang paling bertanggung jawab. Selain itu menurut Taufiqulhadi, bahasa adalah kekayaan.
"Jika orang tua tidak mengajarkan anak-anak bahasa Aceh, maka itu sama saja dengan memiskinkan anak," ujar Taufiqulhadi.
- Polda Aceh Amankan Terduga Pelaku Penambangan Ilegal di Pidie
- Sebanyak 570 Pengungsi Rohingya Terdampar di Aceh dalam Tiga Hari Terakhir
- Pengungsi Rohingya Kembali Terdampar di Bate Pidie