Teguh Santosa Nilai Megawati Jadi Pemain Kunci Perdamaian di Semenanjung Korea

Rachmawati Soekarnoputri (Allahuyarhamha) dan Megawati Sukarnoputri.
Rachmawati Soekarnoputri (Allahuyarhamha) dan Megawati Sukarnoputri.

Dari Madrid, Spanyol, Ketua Perhimpunan Persahabatan dan Pertukaran Kebudayaan Indonesia-Korea, Teguh Santosa, mengatakan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, memiliki modal besar untuk menjadi pemain kunci dalam upaya menciptakan perdamaian abadi di Semenanjung Korea.


“Megawati memiliki hubungan baik dengan kedua Korea, baik Republik Korea maupun Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK),” kata Teguh, Kamis, 12 Mei 2022.

Dengan modal tersebut, kata Teguh, tidaklah mengherankan jika Republik Korea atau Korea Selatan meminta bantuan Megawati mewujudkan perdamaian di Semenanjung Korea. Teguh mengungkapkan Megawati berinteraksi sejak lama dengan RRDK atau Korea Utara. Hal itu dimulai sejak kunjungan Presiden Kim Il Sung dan Kim Jong Il ke Indonesia pada April 1965. pada 2003, saat menjabat sebagai presiden, Megawati kembali bertemu dengan Kim Jong Il. 

Teguh juga hakulyakin Megawati berpandangan sama dengan almarhumah adiknya, Rachmawati Soekarnoputri, mengenai persoalan tersebut. Rachmawati adalah tokoh Indonesia yang menghangatkan kembali hubungan kedua Korea yang sempat dingin setelah Bung Karno berhenti dari jabatannya sebagai presiden pada 1967.

Setelah mengunjungi Korea Utara pada 2000, Rachmawati mendirikan Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea dan memimpin lembaga itu sampai 2007. Rachmawati dan Perhimpunan Persahabatan terlibat aktif dalam mengkampanyekan perdamaian Semenanjung Korea di berbagai forum internasional. 

Saat meninggal dunia pada Juli 2021, Rachmawati tercatat sebagai salah seorang ketua di dua NGO internasional yang memiliki kepedulian pada isu perdamaian Korea, yakni Asia Pacific Regional Committee for Peaceful Reunification of Korea (APRCPRK) dan Organizing Committee of the International Festival to Praise Great Persons of Mt. Paektu (OCIFPGPP) atau Mount Paektu Festival. 

Teguh sendiri menduduki posisi Sekretaris Jenderal Perhimpunan Persahabatan sejak 2007. Februari lalu, dia terpilih sebagai ketua umum. Teguh juga merupakan Direktur Biro Informasi Publik APRCPRK dan salah seorang sekretaris OCIFPGPP.

Saat ini Teguh menyelesaikan pendidikan doktoral di jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran (Unpad) dan menulis disertasi mengenai perdamaian di Semenanjung Korea. Pada 2019, Teguh, yang pernah menjadi Ketua bidang Luar Negeri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, berbicara di Konferensi Wartawan Dunia di Seoul, Korea Selatan, mengenai isu tersebut.

"Bung Karno telah mengajarkan kepada putra-putrinya, terutama Mbak Mega dan almarhumah Mbak Rachma, arti penting menggalang solidaritas dunia untuk mewujudkan perdamaian di Korea. Mereka berdua ikut menyambut Kim Il Sung dan Kim Jong Il dalam kunjungan di tahun 1965," kata Teguh.

Sementara Rachmawati melalui Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS) dan Universitas Bung Karno (UBK) memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh Korea Utara, baik Kim Il Sung, Kim Jong Il, dan Kim Jong Un. Teguh juga menilai pernyataan Megawati tentang perdamaian di Semenanjung Korea hanya bisa dilakukan oleh kedua Korea tanpa intervensi kepentingan pihak-pihak lain adalah tepat. 

“Itu yang kami promosikan sejak lama. Dan kami siap berkolaborasi dengan Mbak Mega untuk mewujudkan perdamaian Korea. Ini concern kita bersama," kata Teguh.