Terkait KLB Polio, UNICEF Sebut Cakupan Imunisasi Dasar di Aceh Masih Rendah

Ilustrasi imunisasi Polio. Foto: net/laman web Kemenkes.
Ilustrasi imunisasi Polio. Foto: net/laman web Kemenkes.

Kepala Perwakilan United Nations Children's Fund (UNICEF) Aceh, Andi Yoga Tama mengaku turut prihatin atas Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di Aceh. Apalagi berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) cakupan imunisasi dasar lengkap bagi anak di Aceh terus menurun.


"Hal ini (rendahnya cakupan imunisasi) menjadi penyebab utama munculnya kembali berbagai penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kesakitan, kelumpuhan dan bahkan kematian," kata Andi Yoga kepada Kantor Berita RMOLAceh, Selasa, 22 November 2022.

Andi Yoga menilai, bahwa selama ini pemahaman masyarakat tentang pentingnya imunisasi masih kurang. Selain itu persepsi, dan sikap negatif terhadap layanan imunisasi menjadi faktor utama rendahnya cakupan imunisasi di Aceh. 

Salah satunya, kata dia, yang menjadi kekhawatiran orang tua adalah efek samping vaksin, seperti demam. Bahkan banyaknya hoaks yang beredar turut menyebabkan semakin turunnya minat masyarakat terhadap imunisasi.

"Maka itu, perlu upaya edukasi dan persuasi yang tepat dan masif oleh berbagai pihak untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap imunisasi," ujar dia.

Andi Yoga mengatakan, tenaga kesehatan tidak bisa bekerja sendirian karena mereka membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk lintas sektor. Dukungan itu bisa datang dari tokoh agama, tokoh masyarakat dan kader posyandu serta berbagai pihak lain.

Untuk itu, Andi Yoga mengajak semua pihak meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mempromosikan imunisasi anak, menjaga kebersihan diri, dan lingkungan. Selain itu membudayakan Buang Air Besar (BAB) di jamban dan rutin mencuci tangan pakai sabun di waktu-waktu penting.

"Karena selain rendahnya cakupan imunisasi,  kondisi lingkungan yang kotor dan tercemar tinja adalah faktor risiko terjadinya penularan polio," ujarnya.