Tugas Berat Salwa Sepulang dari Lombok

Salwa Nisrina Authar Nyak Cut Daulad. Foto: Dokumentasi pribadi.
Salwa Nisrina Authar Nyak Cut Daulad. Foto: Dokumentasi pribadi.

Salwa Nisrina Authar Nyak Cut Daulad membayar kerja kerasnya selama tiga bulan dengan sebuah gelar: Duta Wisata Indonesia 2021. Gelar ini dimenangkannya bersama Muhammad Akrrar di Lombok, Nusa Tenggara Barat, 23 Oktober 2021.


"Persiapan ke Lombok terbilang singkat. Semua dimaksimalkan di Banda Aceh. Kami berlatih dari pagi hingga tengah malam. Kami dibekali tentang kepariwisataan, cara presentasi, atraksi tarian, dan banyak lagi. Awal November, kami berangkat ke Lombok,” kata Salwa--panggilannya--Rabu, 24 November 2021.

Salwa--demikian nama panggilannya--lahir di Lhokseumawe, 19 tahun lalu. Dia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Saat ini, Salwa tercatat sebagai mahasiswa 3 jurusan kedokteran di Universitas Malikussaleh.

Sejak kelas 2 SMA, Salwa telah mengikuti kegiatan ini. Dia pernah mendapat kesempatan sebagai wakil I duta wisata di Lhokseumawe. Pemilihan duta wisata ditiadakan pada 2020 karena pandemi Covid-19. Tahun ini, Salwa sebagai wakil I diberangkatan untuk mewakili Lhokseumawe bertarung di tingkat provinsi. Dan dia menang.

Sebagai Inong Aceh 2021, dia otomatis terpilih untuk mengikuti seleksi di tingkat nasional. Berbeda dengan penilaian di fase sebelumnya, penilaian untuk memilih duta wisata di tingkat nasional dilakukan secara berpasangan. 

"Jadi ini merupakan suatu tantangan sendiri bagi Salwa dan Akkral, bagaimana kami bisa menyamakan persepsi antara kami berdua. Karena yang dinilai juga kekompakkan dan kecocokan kami berdua," kata Salwa. “Tes lain yang tak ada di tingkat kota atau provinsi adalah tes tertulis.” 

Hasilnya sangat memuaskan. Salwa dan Akkral memperoleh kepercayaan sebagai Duta Wisata Indonesia 2021. Ini adalah gelar pertama bagi Aceh dalam even tersebut. 

Salwa menyadari tugas yang dia emban ini tidak mudah. Terutama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Aceh terhadap dunia wisata. Namun Salwa bertekad mewujudkan hal ini karena dia menilai Aceh memiliki kekayaan budaya, kuliner dan pemandangan alam. 

"Jadi bagaimana cara kita sebagai masyarakat Aceh, kemudian berkolaborasi dengan pemerintah untuk mengangkat pariwisata, budaya yang ada di Aceh agar lebih dikenal di seluruh dunia," kata Salwa.