Tutupi Akses Jalan PT BTI, Warga Dapat Ancaman dari Sekolompok Bersejata Tajam

Penutupan jalan lintas PT BTI oleh warga setempat. Foto: Ist.
Penutupan jalan lintas PT BTI oleh warga setempat. Foto: Ist.

Buntut dari protes warga terhadap pemblokiran akses jalan lintas PT BTI (Bumi Tambang Indah) mendapat ancaman dari sekelompok oknum yang membawa senjata tajam. Oknum kelompok itu diduga suruhan oleh perusahaan batu bara tersebut.


Koordinator Forum Masyarakat Kaway XVI, Aceh Barat, Teuku Agam alias Abang Beuregang, membenarkan adanya sekelompok oknum tersebut. Dia mengatakan oknum itu diduga dari pihak perusahaan BTI untuk mengancam anggota forum dan masyarakat sekitar.

“Itu ada pihak perusahaan BTI membawa preman-preman pakai pedang untuk membuka akses pemblokiran. Preman-preman yang disewa oleh BTI,” kata Teuku Agam kepada Kantor Berita RMOLAceh, Selasa, 16 Agustus 2022.

Dia menyebutkan, oknum tersebut berjumlah 10 orang. Mereka naik dua unit mobil mobil. Namun, kata dia, pihaknya tak takut dengan keberadaan mereka. “Kami pun siap juga untuk melawan mereka,” ujar dia.

Terkait hal ini, Teuku Agam mengatakan pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Aceh Barat untuk ditindaklanjuti. “Laporan yang kami laporkan ke Polres Aceh Barat itu sudah diterima. Cuman tindak lanjutnya mungkin lagi proses,” kata dia. 

Sebelumnya, sejumlah warga Aceh Barat menutup jalan lintas PT BTI (Bumi Tambang Indah), di Gampong Batu Jaya, Kecamatan Kaway XVI, kabupaten setempat. Mereka menutupi jalan tersebut dengan perpohonan.

Koordinator Forum Masyarakat Kaway XVI, Aceh Barat, Teuku Agam alias Abang Beuregang, menjelaskan penutupan jalan tersebut karena persoalan utang-piutang perusahan bersama vendor, gaji karyawan dan hal lain yang berkaitan dengan masyarakat lokal di kawasan pertambangan.

“Kami menuntut dari pihak masyarakat harus selesaikan semua persoalan utang-piutang dan persoalan yang ada di sekitar kawasan tambang,” kata Teuku Agam kepada Kantor Berita RMOLAceh, Selasa, 16 Agustus 2022.

Teuku Agam menyebutkan, sejak kemarin saat penutupan akses jalan lintas perusahaan tersebut, masyarakat sudah berkumpul dan mendiskusikan masalah ini. Namun, warga tidak ingin membuka jika tuntutan belum dilaksanakan.

“Jalan tetap masih belum dibuka dan mereka belum bisa hauling (mengangkut) hasil tambang ke pelabuhan Jetty,” ujar Agam.

Teuku Agam berharap persoalan tersebut segera selesai. Pihak perusahaan mau mengindahkan segala tuntutan warga setempat. Karena ini menyangkut persoalan warga dan akan terus berlanjut jika tak diselesaikan.