Kepala Perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia, Ann Maymann, berharap sejumlah negara di Asia Pasifik mengizinkan kapal pengungsi Rohingya yang ingin melakukan pendaratan di negara tersebut.
- UNHCR: Kapal Terbalik di Aceh Barat Angkut 151 Pengungsi Rohingnya
- Pemindahan Pengungsi Rohingya dari BMA Menunggu Kebijakan Pemerintah
- Ratusan Pengungsi Rohingya Kembali Mendarat di Aceh Timur
Baca Juga
"Ini menandakan bahwa keputusasaan para pengungsi Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan telah meningkat," kata Ann Maymann kepada Kantor Berita RMOLAceh, Sabtu, 18 Februari 2023.
Menurut Ann, selama ini para pengungsi Rohingya terus menghadapi penganiayaan di Myanmar. Kondisi tersebut mengakibatkan mereka dan terpaksa mencari perlindungan ke negara tetangga.
Bahkan kehidupan pengungsi Rohingya di tenda-tenda pengungsian di Bangladesh juga sangat memprihatinkan. Kesempatan mereka untuk membangun masa depan, terbatas di tengah kondisi ketidakpastian yang meningkat.
"Pengungsi Rohingya yang mendarat di Indonesia, seringkali saat sedang berusaha melanjutkan perjalanan ke Malaysia karena adanya keinginan yang besar untuk berkumpul kembali dengan anggota keluarga mereka, setelah berpisah selama bertahun-tahun," ujar dia.
Selain itu terdapat berbagai faktor pendorong yang kuat sehingga para pengungsi memutuskan untuk menempuh perjalanan laut yang sangat berisiko. Faktor pendorong tersebut diantaranya karena kondisi yang kurang baik di tenda pengungsian di Bangladesh.
"Seperti halnya dengan kita semua, para pengungsi Rohingya ingin mencari tempat di mana mereka dapat memiliki masa depan yang baik bersama orang yang mereka cintai," ujar Ann.
Kehilangan nyawa adalah resiko nyata yang harus diambil pengungsi Rohingya dalam menempuh perjalanan menggunakan jalur laut. Untuk itu UNHCR terus mendesak sejumlah negara untuk memastikan diberikannya penyelamatan dan pendaratan yang aman bagi kapal yang mengalami kesulitan.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia Ann Maymann memuji kepedulian dan dukungan Pemerintah Indonesia, pemerintah daerah dan masyarakat Aceh terhadap pengungsi Rohingya. Saat ini menurutnya semua pihak harus berbagi tanggung jawab untuk membantu.
Menurut Ann Maymann, berpedoman pada Peraturan Presiden nomor 125 tentang penanganan pengungsi, UNHCR bekerja sama dan berkoordinasi dengan pihak berwenang, para mitra, LSM dan aktor kemanusiaan di lapangan. Kerjasama tersebut untuk memastikan para pengungsi memperoleh perlindungan dan kebutuhan dasar terpenuhi.
"Kami siap mendukung pemerintah Indonesia dalam memberikan perlindungan kepada para pengungsi, selama mereka tinggal di negara ini," ujar Ann.
Selain memenuhi kebutuhan dasar dan darurat, UNHCR menurut Ann juga melakukan registrasi seluruh pengungsi Rohingya dan memverifikasi status mereka. Hal tersebut penting dilakukan karena banyak dari mereka yang sebelumnya telah terdaftar sebagai pengungsi pada kantor UNHCR di Bangladesh.
- Seekor Harimau Sumatera Muncul di Kawasan Mata Ie Aceh Besar
- 38.211 Orang Keluar-Masuk Sabang Selama Libur Lebaran
- BFLF Berbagi Kehangatan Lebaran untuk Pengungsi Rohingya di Aceh