Urai Antrean Panjang di SPBU, Warga Aceh Diimbau Beli BBM Subsidi Pakai Barcode

SPBU. Foto: RMOLAceh.
SPBU. Foto: RMOLAceh.

Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Aceh mengimbau pemilik kendaraan untuk mengunakan  barcode saat membeli bahan bakar minyak (BBM) subsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).


Ketua Hiswana Migas Aceh, Nahrawi Noerdin,menyebutkan bahwa pengunaan barcode ini selain bertujuan agar penyaluran BBM bersubsidi di Aceh benar-benar tepat sasaran, juga akan membuat proses transaksi dan pengisian BBM di SPBU berlangsung cepat sehingga dapat mengurangi antrean panjang.

"Hal ini perlu dilakukan karena bisa jadi kedepannya pembelian BBM bersubsidi di setiap SPBU hanya dilayani dengan penggunaan barcode," kata Nahrawi kepada Kantor Berita RMOLAceh, Kamis, 8 Desember 2022.

Menurut owner D'Energy Cafe ini, Pertamina saat ini telah menerapkan pembelian BBM Solar subsidi menggunakan QR Code di aplikasi My Pertamina yang diberlakukan sejak 1 Desember 2022 lalu.

Pengusaha yang karib disapa Toke Awi ini juga mengatakan bahwa terkait barcode ini, masyarakat dapat mendaftar di situs resmi MyPertamina melalui tautan https://subsiditepat.mypertamina.id/.

Toke Awi menjelaskan, bahwa pengunaan barcode dimaksudkan untuk mengendalikan penyaluran BBM bersubsidi, terutama jenis Solar yang banyak dibutuhkan oleh konsumen industri. Selain itu penggunaan barcode juga akan mempercepat proses transaksi, sehingga antrean panjang diharapkan akan lebih cepat terurai.

Dia menuturkan, hal itu merupakan kebijakan pemerintah yang dijalankan oleh Pertamina. Selain untuk pendataan, program ini juga bertujuan untuk memastikan agar penyalurannya tepat sasaran. Sebab nantinya barcode tersebut hanya diberikan kepada mereka yang berhak dengan batasan-batasan yang sudah ditentukan.

"Selama ini kita terkadang melihat ada sejumlah kendaraan yang antre di SPBU bahkan belum terdaftar di MyPertamina, sehingga memperlambat proses pengisian yang otomatis menambah panjang antrian hingga mengganggu pengguna jalan. Sistem barcode ini kita harapkan dapat mengurangi antrean panjang," katanya.

Dia menyebutkan, penggunaan barcode juga dapat berfungsi sebagai pengendali. Dimana jika kendaraan sudah mengisi pada pagi hari sesuai kuota yang ditentukan Pertamina, maka sepanjang hari kendaraan tersebut tidak dapat dilayani lagi di SPBU. Sebab akan terbaca di sistem bahwa yang bersangkutan sudah mengambil jatah hariannya.

Sedangkan untuk BBM jenis Solar bersubsidi, kuota harian yang ditetapkan berbeda-beda untuk setiap jenis kendaraan. Sesuai ketentuan, untuk jenis kendaraan pribadi roda empat pembelian maksimal 60 liter per hari. 

"Angkutan umum untuk orang maupun barang roda empat dibatasi 80 liter per hari. Sedangkan angkutan umum untuk orang atau barang roda enam atau lebih, kuota maksimalnya adalah 200 liter per hari," ujar dia.

Menurut Toke Awi, subsidi BBM dan penyalurannya merupakan kebijakan dari pemerintah pusat, sedangkan Pertamina dan Hiswana Migas selaku mitra hanya pelaksanaan kebijakan tersebut.

Dia juga berharap agar Pemerintah Aceh dapat menerbitkan surat edaran terkait sistem pembelian BBM bersubsidi ini dengan menggunakan barcode di aplikasi MyPertamina. 

"Sehingga masyarakat menjadi lebih paham dan kuota BBM bersubsidi dapat tersalurkan tepat sasaran," kata Toke Awi.