Vaksinasi Bukan Satu-satunya Jalan Atasi Pandemi

Ilustrasi. Foto : net
Ilustrasi. Foto : net

Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf, menilai masih ada kecemasan dari kelompok masyarakat yang ragu terhadap keamanan vaksin. Mempertanyakan kehalalan, efek sampingnya, dan kepastian tanggung jawab pemerintah. 


"Misalnya, beberapa negara di dunia telah melaporkan kasus pembekuan darah setelah vaksinasi sehingga secara fatal berakibat pada kematian," kata Bukhori seperti yang diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Kamis, 1 Juli 2021.

Hasil survei yang dilakukan oleh University of Maryland dan Facebook yang kemudian dirilis oleh Kementerian Kesehatan  12 Mei 2021 lalu, menyebutkan sejumlah alasan masyarakat yang ragu divaksin mulai dari urutan dengan persentase tertinggi.

Di antaranya, sebanyak 49 persen karena alasan khawatir efek samping. Kemudian sebanyak 35 persen memilih menunggu dan melihat situasi aman, sementara sekitar 7 persen beralasan bertentangan dengan kepercayaan atau agama.

Bukhori menjelaskan tidak ada masyarakat yang menginginkan dirinya rentan terhadap virus Covid-19. Apalagi dalam syariat, vaksinasi adalah bagian dari usaha seorang muslim untuk menjaga jiwa.

Bukhori menyoroti persoalan terkait manajemen penyelenggaraan vaksinasi massal di sejumlah tempat yang lemah secara tata kelola. Beberapa penyelenggara terbukti gagal mengantisipasi kerumunan yang ditimbulkan akibat antrean yang membeludak. Alhasil, usaha vaksinasi menjadi kontradiktif dengan tujuan utamanya.

Di mengingatkan upaya vaksinasi akan sia-sia apabila tidak dibarengi dengan upaya menekan mobilitas warga. Menurutnya, pemerintah semestinya tidak serba tanggung dalam meramu kebijakan untuk merespons kondisi aktual terkait pandemi.

Sebab kebijakan yang serba tanggung hanya akan menjadi bom waktu yang akan menguras biaya sosial-ekonomi lebih tinggi dikemudian hari.

“Unsur ini menjadi penting mengingat vaksinasi bukan satu-satunya kunci menanggulangi pandemi,” kata Bukhori.