Warga Minta Keuchik Rukoh Dipecat

Masyarakat Rukoh saat berunjuk rasa di Kantor DPRK Banda Aceh. Foto: Merza/RMOLAceh.
Masyarakat Rukoh saat berunjuk rasa di Kantor DPRK Banda Aceh. Foto: Merza/RMOLAceh.

Sejumlah masyarakat Rukoh berujuk rasa di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh. Mereka meminta kepala desa atau keuchik setempat, Ibnu Abbas, dicopot dari jabatannya karena diduga menghambat pembangunan Masjid Jamik Silang.


Koordinator Lapangan (Korlap), Basri Effendi mangatakan, proses pembangunan Masjid Jamik Silang Rukoh sempat terhenti semenjak Ibnu Abbas menjabat sebagai Keuchik Rukoh. Padahal anggaran sudah untuk pembangunan masjid tersebut sudah ada.

Basri menjelaskan, masyarakat sempat mencari dana untuk membangun masjid sebanyak Rp 300 juta. Namun proses pencairan harus diteken oleh keuchik.

“Tapi pak keuchik tak mau tanda tangan berkas sebagai syarat pencairan, sampai akhirnya hangus," kata Basri, di sela-sela unjuk rasa, Kamis, 25 Mei 2023.

Keuchik tidak mau meneken surat pencairan itu, kata Basri, karena pengurus belum menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ). Padahal Basri mengaku sudah menyampaikan LPJ ke keuchik. “Waktu itu saya di kantor keuchik," sebutnya.

Meski demikian, kata Basri, warga tetap mencari dana pembangunan masjid dengan cara menggalang dana. Menurut Basri, keuchik marah dengan cara itu.

Menurut Basri, keuchik Rukoh merugikan kepentingan umum dan menguntungkan dirinya sendiri. Seperti pembangunan ruas jalan di dekat rumahnya. Padahal, kata Basri, masih banyak jalanan di daerah setempat harus diperbaiki.

Sebelum melakukan aksi demo. Basri mengaku pihaknya telah meminta mediasi dengan Camat, DPRK Banda Aceh terkait permasalahan pembangunan mesjid dan kepimpinan keuchik Rukoh. Namun surat yang dikirimkan tidak diproses.

Atas dasar itu, kata Basri, warga meminta Pj Wali Kota Banda Aceh mencopot Ibnu dari jabatan keuchik. Dia juga berharap Aparat Penegak Hukum (APH) dapat mengaudit anggaran pemerintahan desa Rukoh.

Sementara itu, Pj Wali Kota Banda Aceh, Bakri Siddiq mengaku akan mencari solusi terbaik atas tuntutan warga tersebut. Karena perlu dikaji dan mempelajari masalahnya terlebih dahulu. 

"Insya Allah nanti saya melalui asisten 1 akan memerintahkan untuk mempelajari dan mengkaji,” kata dia. “Kemudian kita akan mengambil kesepakatan dan intinya ingin damai sejuk apapun yang kita tempuh harus menguntungkan semua pihak.”

Sedangkan Ibnu, saat dikonfirmasi membantah kalau dirinya menghambat pembangunan Masjid Jamik Rukoh. Karena menurut dia, masjid itu berdiri di atas dua desa, Blang Krueng dan Rukoh.

“Kan gamungkin saya tanda tangan serta merta begitu saja. Karena harus persetujuan kedua belah pihak,” kata dia. “Sebab selama ini tidak ada duduk musyawarah dengan semua pihak.”